(IslamToday ID) – Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono membaca ada potensi masa jabatan presiden tiga periode lewat momen makan siang Presiden Jokowi dengan para ketua umum (ketum) partai politik (parpol) saat reshuffle. Ia menilai pertemuan itu sebagai konsolidasi untuk melanjutkan wacana tiga periode.
“Kalau saya melihat ini bisa memberikan sebuah simbol bahwa ‘tujuh partai ini di tangan saya nih’. Sangat mungkin untuk tiga periode,” kata Arief dalam diskusi di program Perspektif seperti dikutip dari DetikCom, Kamis (16/6/2022).
Ia berandai-andai pertemuan Presiden Jokowi dengan tujuh ketum parpol untuk mengkonsolidasi sesuatu. Ia menyebut Jokowi dan para ketum parpol itu mengatur supaya tidak ada koalisi.
“Ya itu mereka pada konsolidasi, itu untuk menunjuk kekompakan. Mereka ngatur sama-sama, kalian tidak usah ada koalisi,” kata Arief.
Dengan begitu, ia menyebut hanya akan ada satu capres. Di mana, katanya, capres tersebut adalah usungan PDIP.
“Jadi ini untuk memberikan gambaran bisa nih tiga periode. Indikasinya presidential threshold kan 20 persen kan untuk presiden, hanya PDIP yang bisa mencalonkan,” sebutnya.
“Saya bisa berandai-andai kalau yang 7-6 partai itu nggak mau pada koalisi kan nggak ada capres. Capresnya nggak ada, hanya satu dari PDIP,” imbuh Arief.
Karena itulah, menurutnya, wacana Jokowi tiga periode bisa saja terjadi. Ia kembali berandai KPU akan memundurkan jadwal pencalonan jika hanya ada satu capres.
“Terus KPU memundurkan pencalonan. Akhirnya KPU bertanya ke MK, ‘bagaimana nih nggak ada yang nyalon’. Ya sudah, itu Agustus 2024 sidang istimewa,” kata Arief.
“Terakhir, MK langsung mengeluarkan fatwa presiden harus dipilih oleh MPR, sah di situ,” lanjutnya.
Soal reshuffle, Arief menilai ada salah kaprah. Ia melihat Presiden Jokowi tidak seharusnya menambah posisi wamen.
“Kalau kita lihat reshufflenya sebenarnya sudah salah kaprah, tambah wamen. Harusnya belajar dari masalah Covid bahwa yang terjadi perubahan perspektif dalam melakukan manajemen pengelolaan negara adalah mengurangi sumber daya manusia. Terbukti, ketika Covid orang-orang bekerja WFH bisa jalan. Kok ini malah ditambah, Elon Musk aja ngurangin orang,” paparnya.
“Kita kan mengenal industri 4,0, kok nggak dijalanin? Digitalisasi bisa jalan, kemarin Covid, menteri pada nggak bisa datang ke kantor kerjanya bisa jalan. Ini zaman normal malah tambah orang, bukan belajar dari Covid bagaimana melakukan efisiensi,” sambungnya.
Untuk diketahui, Jokowi menerima kehadiran para ketua umum parpol menjelang pelantikan sejumlah menteri dan wakil menteri di Istana Negara.
“Apa kabar? Sehat semua?” sapa Jokowi saat tiba di Presidential Lounge, didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung berdasarkan keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Dalam pertemuan, Jokowi mengambil tempat duduk di tengah, diapit Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Tepat di seberangnya, duduk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Di sebelah kanan Prabowo ada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, sedangkan di sebelah kirinya duduk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Istana menyebut momen tersebut juga menjadi ajang pengenalan salah satu ketum parpol yang hari ini dilantik menjadi menteri. “Kebetulan hari ini ada satu ketua umum baru gitu kan, ya secara formal dikukuhkan,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Ia mengatakan Jokowi belum pernah mengundang tamu ke lokasi makan siang di Presidential Lounge. Para ketum parpol merupakan tamu pertama yang diajak Jokowi makan siang di tempat tersebut.
“Makan siangnya ya makan siang di tempat baru yang belum pernah dipakai presiden untuk menjamu siapa pun. Karena ini memang ruang privat presiden yang disebut Presidential Lounge. Maka yang pertama kali diundang sebagai tamu-tamu adalah ketua-ketua umum partai,” ujar Pramono. [wip]