IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
  • Bingkai
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
  • Bingkai
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result

Lawatan Jokowi ke Rusia-Ukraina: Damaikan Pertikaian dengan Pendekatan Ekonomi

Presiden Jokowi | Foto: Antara

Home News

Lawatan Jokowi ke Rusia-Ukraina: Damaikan Pertikaian dengan Pendekatan Ekonomi

June 24, 2022
Reading Time: 4 mins read
byWidi Purwanto

(IslamToday ID) – Pendiri Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja menilai resolusi damai atas konflik Rusia-Ukraina yang diupayakan pemerintah Indonesia bisa terjadi sebelum KTT G20 jika Presiden Jokowi bisa meyakinkan negara-negara Barat untuk menghentikan segala sanksinya terhadap Rusia.

Menurutnya, resolusi damai penting disuarakan karena empat bulan berlalu sejak invasi Rusia, banyak negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah merasakan dampaknya mulai dari krisis pangan, energi, dan keuangan.

Mantan Dubes RI untuk Rusia, Hamid Awaludin menyarankan kepada Jokowi agar menggunakan pendekatan ekonomi ketika berdialog dengan kedua pemimpin negara itu demi menghindari reaksi negatif.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan kunjungan Jokowi ini merupakan perjalanan pertama pemimpin Asia ke dua negara tersebut yang diharapkan mampu menangani krisis itu.

Indonesia, kata Dinna Prapto Raharja, adalah negara yang cukup disegani di kawasan Asia. Selain karena posisi geografis, kepentingan ekonomi negara-negara Barat dan Rusia di Asia yang besar, membuat daya tawar Indonesia menyuarakan resolusi damai bisa didengar.

Dalam urusan diplomatik, hubungan Indonesia dengan Rusia maupun Ukraina juga sangat baik. Indikator yang paling tampak dari relasi itu adalah tidak adanya penolakan atas rencana kunjungan Jokowi dari Presiden Volodymyr Zelensky maupun Presiden Vladimir Putin pada akhir Juni ini.

Baca JugaPostingan Lainnya

Beda dengan Muhammadiyah, Pemerintah Tetapkan Idul Adha Ahad 10 Juli

Garuda Batal Dinyatakan Pailit, Siap Selesaikan Utang Rp 138 Triliun

Eks Tangan Kanan Ahok Keluar Dari PSI, Dikabarkan Merapat ke Anies Baswedan

Siap Magang Klinik, 223 Mahasiswa ITS PKU Muhammadiyah Surakarta Ikuti Pengambilan Sumpah

“Dengan tidak ada penolakan itu artinya satu keterbukaan dari dua pihak untuk bertemu. Seberapa berhasil? Tergantung kepiawaian tim Presiden Jokowi,” ujar Dinna seperti dikutip dari BBC News Indonesia, Jumat (24/6/2022).

Empat bulan sejak invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina, menurut Dinna, belum ada satu pun pihak yang memiliki keberanian untuk keluar dari narasi negara-negara Barat yang terus memanas-manasi situasi.

Padahal rakyat di kedua negara baik Rusia maupun Ukraina sudah menginginkan perdamaian lantaran banyak korban berjatuhan.

Dampak dari perang itu pula, negara-negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah yang berusaha tidak memihak, berada dalam kondisi terjepit lantaran mengalami krisis pangan, energi, dan keuangan.

“Jadi pentingnya Indonesia kali ini bicara untuk mengingatkan bahwa situasinya genting, bukan cuma buat Rusia dan Ukraina, tapi negara lain ikut merasakan dampak negatif, terutama negara berkembang,” jelas Dinna. Karena itulah, baginya suara yang mendorong resolusi damai perlu didengungkan.

“Saya harap Presiden Jokowi bukan hanya menyuarakan maunya Indonesia, tapi datang dengan sudah mendengar suara-suara dari negara-negara G20 lainnya atau negara ASEAN, jadi lebih menguatkan,” ujarnya.

Namun begitu keberhasilan Indonesia mewujudkan resolusi damai bergantung pada beberapa hal.

Pertama, tidak mengandalkan diplomasi megaphone atau mengeluarkan pernyataan di media massa yang berpotensi menaikkan eskalasi.

Menurut Dinna, dalam situasi sensitif seperti ini merekam sudut pandang pihak yang bertikai harus didasari rasa percaya dan berlangsung secara intens. “Kalau satu kali bertemu saya rasa enggak akan ada hasil. Jadi butuh proses. Pertama bisa membuat mereka bicara terbuka dan mau menerima pandangan dari Indonesia, penting,” katanya.

“Seandainya bisa memahami gambaran besar atas situasi terkini akibat konflik itu, sudah dua keuntungan,” tambahnya.

Kedua, sejauh mana Indonesia bisa meyakinkan negara-negara Barat untuk menghentikan segala sanksinya terhadap Rusia. Sebab jika negara-negara Barat terus memojokkan Rusia dan berusaha memainkan war of attrition maka perang akan terus berlangsung.

“War of attrition itu seperti menguji ketahanan lawan dan menguras sumber daya mereka agar semakin menderita. Ini perang yang keji buat saya,” kata Dinna.

“Kalau lapisan sanksi masih dilontarkan dan enggak ada penurunan, artinya (perang) masih panjang.”

Gunakan Pendekatan Ekonomi

Senada dengan Dinna, mantan Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaludin menilai Indonesia mempunyai potensi untuk berdialog dengan kedua negara yang berkonflik. Meski Indonesia pernah mengutuk Rusia ketika menginvasi Afghanistan pada 1979, tapi setelah itu hubungan Indonesia dengan negara Beruang Merah itu selalu harmonis.

Dalam kerja sama bilateral, Indonesia salah satu negara yang memiliki cukup banyak alutsista dari Rusia.

Mengutip data Kementerian Pertahanan, Indonesia saat ini memiliki 16 unit Sukhoi Su-27 dan Su-30.

Pembelian di masa reformasi pertama kali dilakukan pada 2003, sebanyak 2 unit Su-27 dan 2 unit Su-30. Terakhir Indonesia membeli 6 unit Sukhoi Su-30 pada 2012.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kembali menjajaki pembelian jet tempur Rusia Sukhoi pada 2018. Tapi pembelian itu disebut batal karena diduga ada ancaman sanksi dari AS.

“Itu artinya hubungan bilateral kita dengan Rusia sangat baik, enggak ada masalah. Begitu juga dengan Ukraina. Malah 30 persen kebutuhan gandum disuplai dari Ukraina,” imbuh Hamid.

“Jadi kita punya modal untuk berbicara dengan kedua negara itu dalam konteks meredakan ketegangan dan menghentikan perang,” tambahnya.

Posisi Indonesia yang tidak memihak, katanya, juga memiliki keuntungan untuk bisa didengarkan oleh Rusia dan Ukraina. “Kalau misalnya Eropa, enggak mungkin didengar Rusia sebab berafiliasi dengan NATO. AS apalagi.”

Akan tetapi, Hamid menyarankan Jokowi agar tidak menggunakan pendekatan politik dalam berdiplomasi nanti. Sebab akan menimbulkan lebih banyak potensi reaksi negatif bagi kedua negara yang tengah berkonflik. “Urusan politik itu urusan like or dislike,” katanya.

Cara yang bisa dipakai adalah dengan pendekatan ekonomi. “Karena ekonomi itu netral, kebutuhan semua orang.”

“Misalnya ke Ukraina, kalau perang terus berlanjut Indonesia enggak bisa beli gandum, lalu pendapatan Anda dari mana? Ke Rusia, kalau perang lalu bagaimana kelanjutan kerja sama Sukhoi? Jadi hitung-hitungan ekonomi,” bebernya.

Dorong Perdamaian

Menlu Retno Marsudi sebelumnya memastikan rencana kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina pada 26-28 Juni 2022. Misi lawatan Jokowi ke dua negara Eropa timur yang sedang berselisih itu adalah untuk mendorong semangat perdamaian.

Menurut Retno, sebagai Presidensi G20 dan anggota Champion Group Crisis Response yang dibentuk Sekjen PBB, Jokowi memilih untuk berkontribusi dalam masalah geopolitik ini.

Ia juga mengatakan kunjungan presiden menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Presiden juga akan mencoba memberikan kontribusi menangani isu pangan.

“(Masalah itu) diakibatkan karena perang, dampak dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan penghasilan rendah. Dan (presiden akan) terus mendorong spirit perdamaian,” kata Retno dalam jumpa pers virtual pada Rabu (22/6/2022).

Berdampak pada Krisis Pangan

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, puluhan ribu warga sipil dan militer jatuh dalam perang. Jutaan warga Ukraina mengungsi keluar dari negaranya. Konflik ini juga berdampak pada peningkatan ancaman krisis pangan dan energi global.

Negara-negara Afrika dinilai sangat terpengaruh oleh krisis yang berkembang. Harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, setelah Ukraina diserang makin melonjak.

Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Rusia juga merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.

Moskow menolak tuduhan yang menyebut pihaknya sengaja memblokir ekspor gandum dari Ukraina. Moskow sebaliknya menuding kenaikan harga pangan dan bahan bakar global disebabkan sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia setelah operasi militer.

Dampak energi hampir terjadi di seluruh penjuru dunia dengan naiknya harga pasokan. Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Moskow, terpaksa harus mencari mitra lain karena sanksi yang telah diterapkannya. [wip]

 

Share :
Tags: Hamid AwaludinJokowipendekatan ekonomiPerang Rusia-UkrainaRetno Marsudi

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

October 3, 2021
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

December 20, 2021
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

September 14, 2021
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

September 1, 2021
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

July 31, 2021
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

July 2, 2021



Related Posts

BINGKAI : Potret Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 1443 H

Beda dengan Muhammadiyah, Pemerintah Tetapkan Idul Adha Ahad 10 Juli

June 29, 2022
Sewa Pesawat 4 Kali Lebih Mahal, Secara Teknik Garuda Sudah Bangkrut

Garuda Batal Dinyatakan Pailit, Siap Selesaikan Utang Rp 138 Triliun

June 29, 2022
Eks Tangan Kanan Ahok Keluar Dari PSI, Dikabarkan Merapat ke Anies Baswedan

Eks Tangan Kanan Ahok Keluar Dari PSI, Dikabarkan Merapat ke Anies Baswedan

June 29, 2022
Siap Magang Klinik, 223 Mahasiswa ITS PKU Muhammadiyah Surakarta Ikuti Pengambilan Sumpah

Siap Magang Klinik, 223 Mahasiswa ITS PKU Muhammadiyah Surakarta Ikuti Pengambilan Sumpah

June 29, 2022
Temui Pemimpin Rusia & Ukraina, Jokowi Bawa Proposal Koridor Pangan

Temui Pemimpin Rusia & Ukraina, Jokowi Bawa Proposal Koridor Pangan

June 29, 2022
Ekonom: Keuangan Negara Jeblok, Rakyat Dijerat Kenaikan Pajak

Anthony: Lembaga Survei Bayaran Pengkhianat Kedaulatan Rakyat

June 29, 2022

Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

June 17, 2022
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

June 14, 2022
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

June 10, 2022
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

June 9, 2022
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

June 1, 2022
Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah
Ulas Nusa

Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah

May 28, 2022



News

BINGKAI :  Warga Kumpulkan Tumpahan Minyak Mentah di Dermaga Cilacap

BINGKAI : Warga Kumpulkan Tumpahan Minyak Mentah di Dermaga Cilacap

2 hours ago
0

BINGKAI : Potret Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 1443 H

Beda dengan Muhammadiyah, Pemerintah Tetapkan Idul Adha Ahad 10 Juli

3 hours ago
0

Sewa Pesawat 4 Kali Lebih Mahal, Secara Teknik Garuda Sudah Bangkrut

Garuda Batal Dinyatakan Pailit, Siap Selesaikan Utang Rp 138 Triliun

3 hours ago
0

Oxfam Kutuk G7 Karena Dukung Militer Ukraina Daripada Bantu Krisis Kelaparan

Oxfam Kutuk G7 Karena Dukung Militer Ukraina Daripada Bantu Krisis Kelaparan

3 hours ago
0

BINGKAI :  Banjir Bandang Terjang Pati

BINGKAI :  Banjir Bandang Terjang Pati

3 hours ago
0

Eks Tangan Kanan Ahok Keluar Dari PSI, Dikabarkan Merapat ke Anies Baswedan

Eks Tangan Kanan Ahok Keluar Dari PSI, Dikabarkan Merapat ke Anies Baswedan

3 hours ago
0




Next Post
Bangkrut! PM Wickremesinghe Sebut Ekonomi Sri Lanka Telah Benar-Benar Runtuh

Bangkrut! PM Wickremesinghe Sebut Ekonomi Sri Lanka Telah Benar-Benar Runtuh

IslamToday

No Result
View All Result
google-play-badge

Categories

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • News
  • onReport
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube Twitter
TikTok
VK

Recent Posts

  • BINGKAI : Warga Kumpulkan Tumpahan Minyak Mentah di Dermaga Cilacap
  • Beda dengan Muhammadiyah, Pemerintah Tetapkan Idul Adha Ahad 10 Juli
  • Garuda Batal Dinyatakan Pailit, Siap Selesaikan Utang Rp 138 Triliun

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • ←
  • Custom Link