(IslamToday ID) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan antisipasi terhadap penanganan cacar monyet (monkeypox) yang sudah ditetapkan oleh WHO sebagai darurat kesehatan global. Salah satu antisipasi tersebut dilakukan terhadap kelompok gay yang menurut WHO menjadi kelompok yang paling banyak terpapar penyakit tersebut.
“Juga pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok gay,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu, Senin (25/7/2022).
“Kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini, bekerja sama dengan beberapa organisasi atau LSM,” tambahnya dikutip dari Kompas.
Lebih lanjut, Maxi mengklaim Kemenkes sudah aktif melakukan antisipasi sejak wabah cacar monyet pertama kali muncul di berbagai negara. Hal ini dilakukan di pintu masuk negara, khususnya di bandara dan pelabuhan laut.
“Deteksi dini di airport dilakukan oleh KKP terutama PPLN (pelaku perjalanan luar negeri) dari negara yang sudah ada kasus cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox,” imbuh Maxi.
Adapun saat ini belum ditemukan kasus cacar monyet di Indonesia. Sementara itu, Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatkaan seluruh lapisan masyarakat berisiko terpapar penyakit ini, meski ia juga mengakui kelompok gay juga perlu mendapat perhatian lebih dalam kasus ini.
“Ya pada semua penduduk berisiko. Dari data negara-negara yang melaporkan, kasus terbanyak LSL (lelaki yang seks dengan lelaki), tapi kelompok tersebut tersembunyi (hidden), karena stigma dan diskrimasinya tinggi,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, wabah cacar monyet yang telah meluas lebih dari 70 negara adalah situasi luar biasa. Keadaan ini telah memenuhi syarat sebagai keadaan darurat global.
Status keadaan darurat Kesehatan global ini dirancang WHO untuk membunyikan alarm bahwa respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk dapat membuka pendanaan, serta upaya global untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan.
Dilansir dari Associated Press (AP), Tedros membuat keputusan menjadikan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global di tengah kurangnya konsensus di antara para ahli yang bertugas di komite darurat WHO. Ini adalah pertama kalinya kepala badan kesehatan PBB mengambil tindakan seperti itu.
Dikutip dari NBC, seperti diberitakan Jumat (22/7/2022), wabah cacar monyet global paling banyak disebabkan oleh hubungan seks antara laki-laki. Untuk studi baru, konsorsium sejumlah peneliti mengumpulkan data pada 528 kasus cacar monyet yang didiagnosis sejak 27 April-24 Juni di 43 lokasi di 16 negara. Kasus-kasus ini termasuk 84 orang (16 persen) di Amerika Serikat (AS) dan 444 (84 persen) di Eropa, Israel, dan Australia.
Semua kasus terjadi di antara laki-laki, termasuk satu laki-laki transgender. Di mana 98 persen di antaranya diidentifikasi sebagai gay atau biseksual. Sementara itu, laporan terbaru dari British Health Security Agency, menemukan bahwa dari 699 kasus cacar monyet yang informasinya tersedia, 97 persen di antaranya menimpa gay. [wip]