(IslamToday ID) – Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menyebabkan pembengkakan biaya atau cost overrun hingga mencapai 1,176 miliar dolar AS atau setara Rp 16,8 triliun.
Merespons hal tersebut, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pembengkakan ini rencananya bakal ditambal melalui patungan konsorsium dan menggunakan utang.
Arya menjelaskan, sebesar 25 persen dari biaya tambahan itu ditanggung konsorsium BUMN, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan konsorsium China.
“Buat cost overrun ini akan dibagi nanti diperkirakan 25 persen itu masing-masing akan chip in, BUMN Indonesia akan chip in, BUMN China akan chip in sesuai dengan komposisinya,” ujar Arya.
“Kita perkirakan chip in-nya Rp 4 triliun, yang dimasukkan ke KAI lewat PNM (Penyertaan Modal Negara),” sambungnya dikutip dari Kumparan, Senin (15/8/2022).
Saat ini Kementerian Keuangan tengah membahas kucuran PMN untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 4,1 triliun, yang dialokasikan untuk proyek KCJB.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan, Kurnia Chairi. Ia mengatakan pada dasarnya pemerintah sudah mengambil keputusan.
“Untuk KCJB masalah apakah itu nanti akan dialokasikan, sepertinya sudah ada keputusan dari pemerintah dari Perpres-perpres yang ada dapat memberikan dukungan kepada konsorsium BUMN melalui PT KAI,” ungkapnya, Jumat (12/8/2022).
Kendati demikian, Kurnia tidak dapat membeberkan lebih jauh kapan suntikan modal melalui PMN ini akan dicairkan.
“Lalu kapan? Ini sedang kita bahas nanti apabila ada progres dari keputusan pemerintah terhadap PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia-China) akan kita sampaikan berikutnya,” tandasnya.
Sebelumnya, proyek KCJB yang digarap BUMN dan perusahaan China kembali mendapatkan kucuran Rp 4,1 triliun melalui PMN. Tambahan modal tersebut merupakan usulan Menteri BUMN Erick Thohir dan sudah mendapatkan restu dari Komisi VI DPR RI di awal Juli 2022 lalu.
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menyebut PMN harus segera cair supaya proyek KCJB bisa terselesaikan. Menurutnya, kebutuhannya sangat mendesak.
Didiek mengatakan, jika PMN tidak segera cair maka penyelesaian KCJB akan terlambat. Pasalnya, kondisi keuangan PT KCIC semakin menipis.
“Apabila ini (PMN) tidak cair di 2022, maka penyelesaian kereta cepat ini akan terlambat juga,” ungkap Didiek dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (6/7/2022).
“Karena cash flow dari KCIC itu akan bertahan mungkin sampai September, sehingga kalau ini belum turun maka cost overrun ini yang harapannya selesai Juni 2023, akan terancam mundur,” tambahnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belum lama ini memamerkan desain dan progres proyek KCJB. Ada 11 set kereta sudah selesai dibuat di China dan sedang dikirim ke Jawa Barat.
“11 Set lokomotif dan gerbongnya sudah selesai di pabriknya di Qingdao Tiongkok. Sedang OTW menuju Jawa Barat,” tulis Kang Emil di Instagramnya.
Uji coba operasi KCJB akan dilakukan pada pertemuan G20 pada November 2022. Selanjutnya dilakukan berbagai tes sebelum beroperasi penuh pada Juni 2023.
“Uji coba satu set saat Summit G20 di November, dan kemudian berbagai tes dilakukan setelahnya sampai nanti saat dioperasikan penuh di Juni 2023,” lanjut Kang Emil. [wip]