(IslamToday ID) – Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung forum kerja sama G20 dalam pidatonya di Universitas Kebangsaan Malaysia, Selasa (16/8/2022).
Ia mengkritisi situasi anggota G20 yang terpecah belah di tengah krisis global dalam acara kuliah umum bertajuk “A Better World is Possible”.
“Terakhir kali kita mengalami krisis ekonomi dalam skala global seperti saat ini adalah pada 2008, ketika krisis keuangan dunia meletus,” ujar SBY dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/8/2022).
Saat itu, menurutnya, kerugian ekonomi dunia mencapai lebih dari 2 triliun dolar AS. Salah satu respons yang dilakukan Indonesia adalah membentuk ulang kerja sama G20, karena G7 oleh SBY disebut tidak dapat membuat keputusan ekonomi untuk seluruh dunia.
“Saya pribadi mendorong keras untuk opsi G20, bukan G8 plus, G13, atau kelompok lainnya,” kata SBY.
“Alhamdulillah, pada akhirnya opsi G20 disetujui, kebijakan G20 membantu menyembuhkan resesi global dan menghindari depresi global,” lanjutnya.
Menurut SBY, ketika itu G20 bisa memfasilitasi kerja sama strategis dunia, menunjukkan apa yang bisa dicapai ketika 20 negara ekonomi terbesar bekerja sama, dengan tingkat kepercayaan yang baik dan untuk tujuan bersama.
“Inilah yang hilang saat ini, berbeda dengan 2008, G20 saat ini terpecah dan diliputi situasi konfrontasi,” ungkapnya.
“Hari ini jauh lebih sulit untuk menemukan kesepakatan, jauh lebih sulit untuk bekerja sama,” imbuh SBY.
Untuk diketahui, saat ini Indonesia tengah ditunjuk sebagai Presidensi G20. Pertemuan puncak bakal digelar pada November mendatang di Bali.
Akan tetapi beberapa waktu terakhir sejumlah konflik mencuat, seperti perang Rusia-Ukraina dan persaingan dagang maupun geopolitik AS-China. Masing-masing negara itu merupakan anggota kelompok G20. [wip]