(IslamToday ID) – Ekonom senior Faisal Basri menyatakan Indonesia masih aman dari resesi. Namun bukan karena hebat atau berdaya, tapi karena Indonesia kurang terhubung dengan dunia.
“Indonesia itu (aman dari resesi) bukan karena hebat, tapi less connected terhadap apa yang terjadi di dunia,” kata Faisal dalam acara diskusi di ASA Indonesia dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (22/10/2022).
Kendati demikian, ia menyarankan pemerintah untuk tetap berhati-hati sebab risiko makro ekonomi Indonesia saat ini tergolong medium.
Selain itu, tingkat inflasi di kisaran 5,44 persen memang terbilang rendah. Namun, lanjutnya, itu bukan berarti Indonesia memiliki risiko yang rendah.
“Risiko resesi memang tidak cukup besar. Namun kalau salah kelola, persiapan untuk menghadapi yang terburuk itu akan belum siap,” imbuhnya.
Faisal berkaca pada peristiwa pada 2008 di mana ekonomi dunia anjlok. Kalau kejadian serupa kembali terulang, Indonesia masih akan berjuang memulihkan diri di saat dunia sudah pulih.
Sementara itu, gaung isu resesi makin besar menyusul lonjakan inflasi di sejumlah negara akibat invasi Rusia ke Ukraina. Namun Presiden Jokowi masih percaya diri bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen pada kuartal III 2022.
“Kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen, dan saya masih meyakini di kuartal III ini kita juga masih tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen,” kata Jokowi saat pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37, Rabu (19/10/2022).
Kemudian ia menambahkan realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen (year on year/yoy). Selain itu, laju inflasi juga masih terkendali yakni 4,9 persen di kuartal II dan 4,6 persen di Agustus 2022.
“Kita termasuk negara yang memiliki growth pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” ujar Jokowi. [wip]