(IslamToday ID) – Panitia seksi transportasi Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah menyampaikan sejumlah hal penting kepada penggembira yang ingin datang ke Kota Solo dan sekitarnya. Hal penting itu di antaranya terkait akses masuk mendekat Kota Solo serta parkir transportasi yang digunakan penggembira sehingga tidak menimbulkan persoalan di lapangan.
Panitia seksi transportasi, Aris Purwanto mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan penggembira untuk masuk ke Kota Solo yang membawa kendaraan.
Pertama, penggembira masuk mendekati venue Muktamar di Kota Solo diharapkan diturunkan (drop off) di dekat Kota Solo. Setelah drop off maka kendaraan yang digunakan seperti bus dan lainnya bisa mencari tempat parkir di luar Kota Solo.
“Harapannya penggembira ke Kota Solo hanya drop off. Habis drop off, bus penggembira bisa cari tempat parkir sejauh-jauhnya dari Kota Solo. Kemana? Boleh masuk tol lagi ke kota-kota penyangga seperti Boyolali, Karanganyar, Sragen. Atau boleh kembali ke penginapan penggembira masing-masing di AUM dan masjid yang sudah disediakan,” terang Aris dalam rilisnya, Kamis (17/11/2022).
“Kalau penggembira tidak drop, bus cari lahan parkir di area Gedung Edutorium, Gedung Siti Walidah UMS dan De Tjolomadoe akan sangat membebani jalan raya di Kota Solo, karena jalan rayanya terbatas. Kota Solo itu tidak punya banyak jalan besar untuk parkir,” tambahnya.
Aris menyebut jalan raya menuju Kota Solo ataupun jalan raya di Kota Solo tidak banyak. Hanya ada beberapa jalan raya besar yaitu Jalan Ahmad Yani Kartasura di depan UMS, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Adi Sucipto, dan Jalan Adi Soemarmo.
“Jalan Adi Soemarmo di belakang Hotel Alana terlalu kecil. Jalan Adi Sucipto dipakai (akses) Muktamar tidak ditutup, sifatnya kita biarkan macet alami,” kata Aris.
Jalan Ahmad Yani menjadi akses bus sehingga diperkirakan kondisi jalan menjadi padat. Sedangkan Jalan Slamet Riyadi adalah jalan kota sehingga tidak dimanfaatkan lahan parkir, hanya bisa untuk arus lalu lintas.
Kedua, soal tempat parkir. Untuk tempat parkir transportasi penggembira ada beberapa opsi. Namun Aris menyampaikan bahwa berapa pun tempat parkir yang disiapkan panitia tidak akan cukup, mengingat jalan di Kota Solo tidak sepanjang jumlah mobil atau bus yang akan datang.
“Jadi sifatnya kita memberi referensi, bukan memberi fasilitas untuk mencukupi karena jelas jumlah bus yang akan datang ke Solo tidak sebanding dengan wilayah Kota Solo,” kata Aris.
Ia mengatakan opsi tempat parkir bagi penggembira di sisi barat adalah terminal lama dan terminal baru Sukoharjo yang berada di Kartasura. Dari sisi timur ada Terminal Tirtonadi, sisi selatan ada beberapa lahan untuk parkir baik yang berbayar atau tidak berbayar di Jalan Ir Soekarno, Sukoharjo.
Ada lahan The Park Mall yang bisa memuat banyak bus dengan biaya Rp 150.000 per hari per satu bus. Sementara untuk kapasitasnya berapa diserahkan ke instansi tersebut.
“Drop off penggembira sebisa mungkin di area wilayah Colomadu setelah itu (bus) geser keluar dari Kota Solo. Kalau imbauan kami silakan masuk tol lagi,” kata Aris.
Agar bus tidak memenuhi Colomadu, maka penggembira mesti memahami bahwa yang dilakukan bukan parkir dekat dengan Edutorium UMS. “Kita konsepnya mendekat saja, dekatnya mana? Bukan sedekat mungkin. Sebisanya dekat. Kalau penggembira memaksakan diri drop off di Edutorium dan Colomadu, efeknya adalah jalan akan terkunci (macet),” kata Aris.
Ketiga, manfaatkan jalan tol untuk akses masuk ke Kota Solo. “Pada tanggal 18-21 November bagi peserta dan penggembira silakan masuk tol. Bagi masyarakat umum yang hanya melewati Kota Solo, silakan masuk tol, hindari Kota Solo pada waktu-waktu itu,” terang Aris.
Ada tiga exit tol yang bisa diakses penggembira untuk mendekat ke Kota Solo. Yaitu pintu tol Klodran, tol Bandara, dan tol Kartasura.
“Tiga ini titik A tapi tidak bisa kita paksakan harus exit di titik A ini. Kalau tanggal 19 serentak penggembira datang semua dan tiga titik ini macet, bisa melebar baik di Sawit, Salatiga, Sragen timur Mantingan,” kata Aris.
“Silakan, setelah drop off bisa masuk di tol menuju kota-kota penyangga ataupun kembali ke tempat-tempat penginapan,” tambahnya. [wip]