(IslamTodayID) – Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, puja-puji Prabowo Subianto ke Presiden Joko Widodo dalam momen hari ulang tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra sarat akan kepentingan politik. Menurutnya, Prabowo ingin mengamankan dukungan dari Jokowi untuk Pemilu 2024. Sebab itu, tak heran jika ia berupaya menunjukkan loyalitasnya terhadap Presiden.
“Prabowo melalui pidatonya ini ingin meminta endorse dari Jokowi,” kata Ari dikkutip dari Kompascom, Selasa (7/2/2023).
Dalam pidatonya, Prabowo seakan ingin memperlihatkan bahwa perbedaan politik dengan Jokowi pada Pemilu 2019 tak menjadi penghalang bagi keduanya untuk bersatu di pemerintahan. Bahkan, Menteri Pertahanan itu tak segan mengakui kehebatan Jokowi dalam memimpin pemerintahan dan merangkul jajarannya.
Belakangan, Prabowo juga dinilai berupaya menunjukkan kedekatan dengan keluarga Jokowi yang turut berkiprah di politik.
Seperti, pertemuannya dengan putra pertama Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, serta menantu presiden yang juga Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Lanjut Ari, manuver-manuver Prabowo itu tak lepas dari misinya menggaet massa pendukung Jokowi sebagai bekal pemenangannya pada Pemilu Presiden 2024.
“Prabowo menjalankan political resiprocal (politik timbal balik) dengan Jokowi yakni sama-sama berhubungan dan terjalin dengan baik,” ujar Ari.
“Dukungan beberapa musyawarah relawan Jokowi di berbagai daerah pun ada yang mengusulkan Prabowo sebagai kandidat presiden,” sambungnya.
Sebelumnya, Di dalam pidatonya Prabowo melontarkan puja-puji ke Presiden Jokowi di acara HUT ke-15 Partai Gerindra, Senin (6/2/2023).
Prabowo mengatakan, sejak bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, dia menjadi saksi betapa presiden bekerja keras untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Setelah saya gabung dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, saya menjadi saksi, saya melihat betapa beliau bekerja keras untuk cita-cita yang sama dengan cita-cita kita dan karena itulah saya mendukung beliau dan saya membela beliau sampai berhasil,” ucap Prabowo.
Lantas Ia mencontohkan, kebijakan Jokowi ketika Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Saat itu, banyak yang menekan presiden agar melakukan lockdown. Namun, menurut Jokowi saat itu, lockdown sulit diterapkan di Tanah Air lantaran berisiko mengganggu rakyat kecil yang bekerja dengan mengandalkan upah harian.
Akhirnya, Jokowi memutuskan untuk tidak menerapkan lockdown. Sebagai gantinya, sejumlah kebijakan pembatasan diberlakukan. Harapannya, Covid-19 terkendali, tetapi perekonomian rakyat kecil tak terganggu. Meskipun, dikatakan oleh Prabowo, keputusan Jokowi saat itu menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
“Saya jenderal, saya ikut berkali-kali dalam aksi-aksi pertempuran. Saya melihat pemimpin yang bisa ambil keputusan dan pemimpin yang tidak bisa ambil keputusan. Beliau (Jokowi) adalah pemimpin yang bisa ambil keputusan dan keputusannya berani, kadang-kadang melawan tekanan dari mana-mana,” imbuhnya.
“Ini harus kita akui dan saya minta kader partai Gerindra mengerti itu, saya bukan menjilat,” pungkasnya. [HzH]