(IslamToday ID) – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Presiden Jokowi hanya basa-basi ketika menyebut sejumlah tokoh seperti Prabowo Subianto hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sosok calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) Pemilu 2024.
Seperti diketahui, pernyataan Jokowi itu disampaikan saat acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (17/2/2023).
“Saya melihat ini memang endorsement, tapi dalam konteks endorse-nya basa-basi karena semua orang disebut. Artinya ini bukan dukungan murni,” kata Ujang dikutip dari Kompas, Selasa (21/2/2023).
Menurutnya, pernyataan Jokowi itu hanya untuk menghormati dan membuat senang para tokoh yang hadir di Harlah ke-50 PPP, baik ketua umum partai politik maupun menteri. Namun demikian, tak ada yang salah dengan basa-basi Jokowi.
Justru dengan sikap demikian presiden tidak terang-terangan memperlihatkan sikap politiknya. Sebaliknya, jika dukungan Jokowi sangat jelas ditujukan ke satu atau dua tokoh, etika politik kepala negara bakal dipertanyakan publik.
“Jokowi mungkin tidak mau mendukung satu pihak karena akan dianggap tidak adil, akan dianggap memihak, tidak netral, dianggap bermasalah,” ujar Ujang.
Ia pun menilai pernyataan Jokowi soal sosok Capres dan Cawapres itu tak akan berpengaruh ke elektabilitas para tokoh yang ia sebut. Basis massa pendukung Jokowi diprediksi tak akan memberikan dukungannya ke nama-nama yang disebut presiden jika nama itu tak secara khusus diumumkan kepala negara sebagai sosok yang ia dukung.
Ujang memprediksi pada saatnya nanti Jokowi bakal memberikan isyarat jelas soal figur yang ia dukung, namun tidak untuk saat ini. “Berbeda seandainya Jokowi meng-endorse satu nama atau satu Capres dan Cawapres, itu baru punya kekuatan, baru punya roh, punya dorongan, daya dongkrak dan pergerakan untuk bisa mempengaruhi dukungan publik,” tuturnya.
Sebelumnya, terkait endorsement Jokowi terhadap sejumlah tokoh itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Jokowi selalu memantau “ekspektasi rakyat” terhadap calon-calon pemimpin nasional yang dipersepsikan positif oleh masyarakat.
“Dan itu bagian dari endorsement yang selalu Pak Presiden lakukan ketika menghadiri HUT partai, sehingga menunjukkan kapasitas beliau sebagai pemimpin nasional,” kata Hasto, Ahad (19/2/2023).
Namun, meski Jokowi merupakan bagian dari PDIP, Hasto menegaskan bahwa calon presiden yang akan diusung partainya adalah kader mereka sendiri. Hingga kini PDIP belum buka suara ihwal Capres Pemilu 2024.
Hasto menegaskan, hal itu merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. “Kami secara rutin melakukan dialog, khususnya antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Bapak Presiden. Dalam dialog itulah dibahas hal-hal yang khusus terkait calon pemimpin nasional ke depan,” ujarnya. [wip]