(Islam Today ID) – Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, isu reshuffle yang sebelumnya ramai, akan tetapi hingga saat ini tidak terjadi, dianggap merupakan hal yang wajar. Karena, reshuffle di detik-detik berakhirnya jabatan Jokowi sebagai presiden tidak efektif lagi.
Muslim menilai rawan jika melakukan reshuffle menteri yang berasal dari Partai Nasdem menjelang berakhirnya kepemimpinan pada 2024, Ia meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih mempertahankan anak buah Surya Paloh di kabinet, dibanding mengikuti hasrat PDI Perjuangan.
“Karena usia pemerintahannya tinggal satu tahun lagi. Itupun kalau tidak kejadian luar biasa selama setahun terakhir usia kabinetnya. Dari lobi-lobi politik yang dilakukan Nasdem nampaknya Jokowi tidak berani membuang menteri-menteri dari Nasdem,” ujar Muslim dikutip dari RMOL.ID, Rabu (22/2).
Jokowi kata Muslim, diyakini tidak berani membuang menteri-menteri asal Nasdem meskipun Jokowi belakangan mendapatkan tekanan dari partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri agar Nasdem dibuang dari kabinet.
“Safari politik yang dilakukan oleh Nasdem ke Golkar, PKS, Demokrat dan mau ke Gerindra akan menjadi kekuatan politik tertentu bagi Nasdem. Jokowi agar berpikir kalau buang Nasdem. Meski tekanan dari PDIP cukup kuat,” pungkas Muslim.
Disisi lain, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai NasDem akan mendapatkan manfaat elektoral jika menarik mundur menteri-menterinya dari kabinet Jokowi. Adi mengatakan narasi kuat akan terbentuk untuk NasDem jika benar-benar berada di luar kekuasaan.
“Secara elektotal NasDem lebih baik di luar dengan membangun narasi kuat poros perubahan politik dan antitesa Jokowi. NasDem tak perlu lagi sungkan ingin berbeda dari penguasa saat ini,” kata Adi saat dihubungi, Kamis (5/1/2023).
Jejak seteru PDIP vs NasDem Usai Anies Capres Berujung Dorongan Reshuffle
Adi menyebut publik sebetulnya menantikan sikap NasDem untuk mundur dari kabinet Jokowi. Dia menyebut selain mendapat perhatian publik, dukungan kelompok kritis dan anti pemerintah juga akan berada di pihak NasDem.
“Publik nunggu NasDem lantang meneriakkan perubahan politik karena rezim sekarang salah jalan. Jika itu yang dilakukan NasDem bakal disambut antusias kelompok kritis dan anti pemerintah saat ini,” ujarnya.
Selain itu, Adi memandang sebetulnya keberadaan NasDem sudah tidak dikehendaki oleh partai-partai pendukung Jokowi. Menurutnya, tak ada alasan lagi bagi NasDem untuk bertahan di pemerintahan.
“Lagipula, sangat terlihat NasDem sudah tak dikehendaki di koalisi. Jokowi dan elite-elite PDIP silih berganti menunjukkan gestur tak happy ke NasDem. Persis. NasDem sudah diserang secara terbuka oleh elite PDIP. Dan dipersilahkan gentle untuk mundur. Maka tak ada alasan lagi bagi NasDem untuk tak mundur karena jauh lebih terhormat dan langsung kobarkan api perubahan dari luar,” ujarnya