(IslamToday ID) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan kontak tembak antara aparat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan berkaitan dengan penyelamatan pilot Susi Air yang disandera kelompok itu.
Satu orang prajurit dari Satgas Yonif R 321/GT dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. “Jadi ini adalah bagian dari operasi penyelamatan pilot Susi Air,” kata Julius di Mabes TNI, Jakarta Timur, Ahad (16/4/2023).
Ia mengatakan, hingga saat ini hanya satu anggota yang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Selain itu, ada beberapa anggota yang masih dicari.
“Kami kesulitan menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk itu Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.
Ia mengatakan TNI tidak akan mundur menjaga kedaulatan, termasuk di Papua. “TNI sebagai patriot NKRI tidak pernah mundur sejengkal pun untuk menjaga kedaulatan, dan itu masih konsisten dilaksanakan di Papua. Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan, jangan ragu-ragu,” ujar Julius.
Terkait dengan operasi penyelamatan pilot Susi Air, Julius mengatakan, aparat telah mengetahui lokasi KKB yang melakukan penyanderaan. Saat ini, ia menyebut operasi penyelamatan pilot itu sudah mengerucut, namun masih terkendala cuaca.
“Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus. Jadi cuaca, dan ini sangat tidak menentu di Papua,” pungkas Julius.
Sebelumnya, prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT dilaporkan meninggal dunia usai penyerangan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT.
“Kejadian penyerangan dan penembakan bermula saat gerombolan KST menembak prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi Nduga, mengakibatkan satu orang prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin tertembak,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan tertulis.
Ia menjelaskan Pratu Miftahul Arifin yang tertembak lalu jatuh ke jurang sedalam 15 meter dan diketahui meninggal dunia. Lalu, saat dilakukan evakuasi terhadap korban, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya sehingga terjadi kontak tembak. [wip]