(IslamToday ID) – Partai Ummat turut bersuara perihal ancaman pembunuhan yang dilayangkan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin terhadap warga Muhammadiyah. Partai Ummat sangat menyesalkan pernyataan tersebut, terlebih belum pernah ada yang secara terang-terangan mengancam.
“Ini adalah pertama kalinya, sebuah lembaga milik pemerintah bernama BRIN merekrut peneliti yang ternyata cenderung memiliki sifat psikopat,” tulis pernyataan Partai Ummat seperti dikutip dari Republika, Selasa (25/4/2023).
Menurut Partai Ummat, Muhammadiyah memiliki peran penjaga moral dan spiritual negara, bahkan sebagai mitra pemerintah dalam sisi lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan lainnya. Muhammadiyah yang sudah diakui sejarah, juga menjadi pendiri dan penjaga negeri ini.
Walaupun kadang dianggap berbeda posisi dengan sikap pemerintah akibat sikap kritis dan konsistensi keagamaannya, namun Muhammadiyah tetap berkontribusi untuk Indonesia.
Menurut Partai Ummat, menyoal perbedaan waktu penentuan Ramadan dan lebaran, sejak didirikan Muhammadiyah memiliki ritual tegas soal penentuan awal dan akhir Ramadan. Sebab penentuan tersebut jelas mempengaruhi cara beribadah warga Muhammadiyah yang berkemajuan.
“Sebagai negeri yang menggaung-gaungkan prinsip toleransi tinggi, aneh rasanya kemudian jika ada ASN (Aparatur Sipil Negara) yang bekerja di sebuah lembaga dimana di dalamnya bekerja para intelektual dan peneliti nasional bernama BRIN,” kata Partai Ummat.
“Apalagi kejadian ini terkait dengan ketidaksetujuan perbedaan keyakinan internal umat Islam sendiri, sehingga peristiwa ini sangat memalukan, sekaligus sangat mengkhawatirkan,” lanjutnya.
Menurut pihak Partai Ummat, ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah oleh peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin bukan berdiri sendiri, namun diduga keras merupakan hasil dari rangkaian panjang.
Mulai dari sikap oknum kepala daerah yang secara intoleran menolak izin pemakaian lapangan untuk dipakai salat warga Muhammadiyah hingga pernyataan provokatif Prof Thomas Djamaluddin.
Sebelum muncul ancaman pembunuhan, Thomas Djamaluddin menuduh Muhammadiyah tidak taat kepada pemerintah karena ingin memakai lapangan untuk salat Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023). Adapun pemerintah menetapkan lebaran pada Sabtu (22/4/2023). Pernyataan Thomas tersebut sangat berbahaya.
“Untuk itu, Partai Ummat secara tegas menyatakan tidak ingin membiarkan Muhammadiyah menjadi korban dari rencana-rencana jahat oknum-oknum ASN di BRIN. Karena pernyataan ASN-ASN semacam itu tidaklah pantas dilakukan dan tidak boleh ada sampai kapan pun,” pungkas partai yang didirikan Amien Rais tersebut. [wip]