(IslamToday ID) – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan organisasi yang dipimpinnya tidak terlibat politik praktis dengan mendukung salah satu calon presiden (Capres).
Menurutnya, Muhammadiyah memberi kebebasan kepada anggotanya sebagai warga negara untuk terlibat, bahkan harus memilih pada pemilu yang akan datang.
“Garis Muhammadiyah berdasar pada khittah yakni Muhammadiyah tidak terlibat pada proses politik praktis. Maka harus menjadi acuan,” kata Haedar, Selasa (2/5/2023).
Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa soal dukung mendukung itu sudah urusan pribadi, dan sama seperti imbauan dari anggota PP Muhammadiyah yang lain, jangan membawa nama, simbol, dan mengatasnamakan organisasi. “Insya Allah warga Muhammadiyah paham,” kata Haedar.
Lebih lanjut, ia mengatakan tidak ingin terlibat siapa yang akan bertarung di pemilu mendatang. Siapapun yang terpilih, harus punya visi pengembangan manusia yang progresif.
“Kemudian yang kedua harus punya visi mengelola Tanah Air kita yang kaya ini agar tidak dikuasai segelintir pihak, tapi untuk hajat hidup orang banyak atau ada keadilan sosial,” katanya.
Yang ketiga, potensi sosial atau modal sosial, yakni persatuan harus diintegrasikan terus menerus. Maka pemimpin ini harus bisa berada lintas batas di atas golongan, organisasi, dan sebagainya.
“Terlebih setelah terpilih, baik di DPR maupun di eksekutif. Begitu dia terpilih maka harus menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Haedar. [wip]