(IslamToday ID) – Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyindir balik bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan soal pembangunan jalan di era Presiden Jokowi.
Moeldoko mengatakan pembangunan tol di era Jokowi ditujukan bagi masyarakat kecil. Dia menilai orang yang meragukan pembangunan era Jokowi justru tak pernah merasakan sulitnya menjadi masyarakat kecil.
“Mungkin untuk mereka yang tidak pernah hidup seperti itu, melihatnya hanya mobil mewah yang jalan masuk tol, tetapi bus-bus yang sekarang masuk jalan tol untuk masyarakat kecil,” kata Moeldoko di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Moeldoko berkata keberadaan jalan tol mempermudah mobilitas masyarakat. Masyarakat jadi bisa menempuh jarak yang jauh dengan lebih cepat dan aman.
Ia bercerita pernah mengalami harus berjam-jam menempuh perjalanan karena tak ada jalan tol. Moeldoko sangat senang karena saat ini perjalanan lebih singkat berkat tol era Jokowi.
“Saya orang kecil bisa naik bus dengan harga yang terjangkau, dengan waktu tempuh yang sangat cepat, dengan tingkat keamanan yang lebih terjamin, terus siapa yang menikmati? Masyarakat kecil seperti saya,” ucapnya dikutip dari CNNIndonesia.
Diberitakan sebelumnya, Anies menyatakan, pembangunan jalan nasional tak berbayar di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dua kali lebih panjang dibandingkan era Presiden Jokowi.
Hal itu dia sampaikan saat pidato dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Awalnya, Anies menyebut era Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang, yaitu 1.569 kilometer dari total jalan tol saat ini 2.499 kilometer.
“Pemerintah kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang di periode sebelumnya, 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di masa sekarang, sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km, itu adalah jalan berbayar,” ucap Anies.
Namun, Anies menyoroti warisan pemerintahan SBY dan Jokowi soal panjang jalan tak berbayar yang bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa ada biaya tambahan lainnya.
Ia menyebutkan, era Jokowi hanya berhasil membangun jalan kurang lebih sepanjang 19.000 kilometer.
“Saya bandingkan dengan pemerintahan yang lalu, di jaman pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 atau 7,5 kali lipat,” kata dia.
Anies kemudian mengerucutkan perbandingan jalan yang dibangun oleh pemerintah pusat, yaitu jalan nasional. Selama Jokowi memimpin, kata dia, hanya sekitar 500 kilometer jalan nasional yang terbangun, sedangkan era SBY bisa 20 kali lipat dari pencapaian Jokowi saat ini.
“Jika dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional membangun sepanjang 500 kilometer, di era 10 tahun sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat,” ucap Anies.
“Kita belum bicara mutu, standar dan lain-lain, kita bicara panjang,” lanjutnya.
Anies mengatakan, kedua infrastruktur baik jalan gratis maupun jalan tol sama-sama dibutuhkan. Namun, ia menilai perlu ada keberpihakan dalam menentukan prioritas kebijakan untuk seluruh kelas masyarakat.
“Ketika bicara infrastruktur ekonomi memberikan kesetaraan kesempatan kepada semuanya. Kita perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif, infrastruktur yang membangun keseharian,” ujar Anies.