(IslamToday ID) – Ketua PBNU Mohammad Mukri mengusulkan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat ditutup bila ditemukan adanya ajaran agama Islam yang menyimpang.
“Kalau memang betul-betul terbukti nanti menyimpang, ya ditutuplah Al-Zaytun, kecuali dia mau ubah kurikulumnya, tapi itu persoalan lain,” kata Mukri, Senin (19/6/2023).
Ia lantas mendukung upaya Pemprov Jawa Barat, PWNU Jabar, hingga MUI Jabar untuk menyelesaikan kontroversi Ponpes Al-Zaytun ini. Baginya, apa yang terjadi di Al-Zaytun merupakan persoalan akidah yang sensitif bagi umat Islam. “Karena ini masalah akidah, sensitif. Karena itu negara perlu segera hadir,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.
Di sisi lain, Mukri turut menyoroti kontroversi yang dibuat pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang selama ini. Ia mencatat Panji sempat menuai kontroversi soal ajaran naik haji tak perlu ke Makkah, zina diperbolehkan asal membayar uang, hingga menyanyikan lagu Yahudi “havenu shalom alachem”.
Ia mengatakan hampir semua ormas Islam yang ada di Indonesia menolak ajaran kontroversial yang dibuat Panji Gumilang tersebut.
“Bahwa paham yang disampaikan Panji Gumilang itu enggak ada intinya, saya juga enggak tahu sanad keilmuannya, ngambil di mana, kitabnya apa, gurunya siapa,” kata Mukri.
Lebih lanjut, Mukti dapat memahami Lembaga Bathsul Masail (LBM) PWNU Jawa Barat yang menyatakan Ponpes Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran ahlussunnah wal Jamaah. Ia juga memahami LBM PWNU Jabar menyatakan haram untuk menyekolahkan anak di Al-Zaytun.
Baginya, langkah LBM NU Jabar tersebut untuk bisa memberikan perlindungan bagi anak-anak. “Karena itu LBM PWNU Jabar mengharamkan itu sangat bisa dipahami. Untuk memberikan perlindungan pada anak, disamping agar anak-anak yang dalam tanda kutip tersesat tak tambah banyak,” katanya. [wip]