(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bertemu dengan pihak berwenang Iran di Teheran pada 17 Juni dalam langkah terbaru dalam pemulihan hubungan diplomatik antara dua bekas rival regional tersebut.
“Saya ingin merujuk pada pentingnya kerja sama antara kedua negara dalam keamanan regional, khususnya keamanan navigasi maritim… dan pentingnya kerja sama di antara semua negara kawasan untuk memastikan negara itu bebas dari senjata pemusnah massal,” ungkap Pangeran Faisal, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (18/6/2023).
Pernyataannya muncul setelah laporan bahwa Republik Islam bekerja sama dengan Arab Saudi, UEA, Qatar, Bahrain, Irak, Pakistan, dan India, untuk membentuk aliansi angkatan laut dalam meningkatkan keamanan di Samudra Hindia bagian utara.
“Iran tidak pernah menyamakan keamanan dengan militerisme tetapi melihatnya sebagai konsep yang luas termasuk aspek politik, budaya, sosial, ekonomi, dan perdagangan,” ungkap Amir-Abdollahian kepada wartawan pada hari Sabtu.
Pangeran Faisal bin Farhan kemudian bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan menyampaikan undangan dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) dan Raja Salman yang mendesaknya untuk mengunjungi kerajaan tersebut.
Diplomat top Saudi juga mengatakan kepada Raisi bahwa hubungan antara Teheran dan Riyadh telah memasuki “fase emas”.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Raja Salman memerintahkan berbagai kelompok kerja untuk meningkatkan hubungan dengan Iran ke “tingkat strategis”.
Sementara itu, Raisi menyambut baik pemulihan hubungan dengan Riyadh dan menekankan bahwa hanya “musuh” negara-negara Muslim yang terganggu oleh kenyataan baru ini.
“Hanya musuh Muslim, tidak terkecuali rezim Zionis, yang kecewa dengan peningkatan kerja sama antara Iran dan Arab Saudi. Rezim Zionis bukan hanya musuh Palestina tetapi juga ancaman bagi semua Muslim,” ungkap presiden Iran tersebut.
“Masalah dapat diatasi melalui kerja sama dan dialog antar negara kawasan, dan tidak perlu intervensi asing untuk itu,” tegas Raisi. [res]