(IslamToday ID) – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-78 adalah waktu untuk merekonstruksi nilai luhur yang menjadi pondasi bangsa Indonesia yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Ia mengatakan, nilai luhur tersebut dihayati agar Indonesia bisa maju dari sisi fisik maupun secara non fisik.
“Jangan sampai kita membawa Indonesia maju secara fisik, tetapi keropos rohani dan jiwanya. Kehilangan makna dari pembukaan, batang tubuh, UUD 45, dan Pancasila dengan lima silanya yang mendasar, dan spirit perjuangan para pendiri bangsa. Kita boleh merekonstruksi itu, di saat boleh jadi saat ini kita mengalami distorsi, penyimpangan dan peluruhan,” kata Haedar dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (18/8/2023).
Ia juga mengatakan, perayaan kemerdekaan menjadi momentum rasa syukur sekaligus mengenang perjuangan para pahlawan bangsa. Ia mengajak agar seluruh elemen bangsa bisa merefleksi usia 78 Indonesia.
“Maka ketika hari ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-78, selain kegembiraan kita perlu berefleksi secara mendalam baik bagi seluruh elite, maupun warga bangsa di struktur pemerintahan, komponen bangsa, dan kekuatan-kekuatan bangsa,” kata Haedar.
Selain itu, ia juga menegaskan agar momentum kemerdekaan bisa dijadikan ajang konsolidasi bangsa. Nilai-nilai Pancasila harus dikonsolidasikan menjadi nilai yang hidup agar perjalanan bangsa Indonesia bisa lebih terarah.
Terakhir, Haedar berharap agar ada transformasi kehidupan kebangsaan di Indonesia untuk merespons daya saing dan perubahan global.
“Bangun fisik, tetapi juga bangun jiwanya. Jangan sampai Indonesia kuat raga fisiknya, tapi lemah jiwanya. Apalagi fisiknya tidak kuat, fisiknya rapuh. Kita mampu bangkit untuk menjadi negara maju jika kita bersatu, jika kita menyerap nilai-nilai luhur itu sekaligus mentransformasikan Indonesia ke depan, Indonesia emas yang berdiri tegak di atas konstitusi,” pungkasnya dikutip dari Kompas. [wip]