(IslamToday ID) – Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai langkah Prabowo Subianto mengganti nama koalisi yang semula Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju adalah sebuah upaya untuk mereplikasi Presiden Jokowi.
“Dan terkesan Prabowo sangat percaya jika Jokowi bisa mengantarkan dirinya sebagai presiden 2024 mendatang,” kata Dedi, Selasa (29/8/2023).
Ia menilai, langkah Prabowo ini sebagai upaya berebut suara pendukung Jokowi dengan calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo. Namun demikian, ia menilai penggantian nama koalisi ini mengesankan dukungan Jokowi yang lebih memihak kepada Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.
“Situasi ini sah saja karena Prabowo tentu berebut suara dengan Ganjar yang sama-sama diendorse Jokowi. Tetapi, situasi saat ini ada kesan Jokowi memihak ke Prabowo,” katanya dikutip dari Republika.
Dengan penggantian nama tersebut, Prabowo dinilai lebih diuntungkan dibandingkan Ganjar untuk merebut suara pendukung Jokowi. Namun demikian, tidak halnya untuk pendukung yang kontra terhadap Jokowi.
“Tetapi belum tentu menguntungkan jika dibanding Anies, karena memang hanya Prabowo dan Ganjar yang berebut pengaruh Jokowi,” ujarnya.
Pengumuman penggantian KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat menghadiri acara Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam rangkaian HUT ke-25 PAN.
Ia mengatakan, nama tersebut sudah disepakati oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Airlangga juga hadir langsung dalam acara tersebut.
Nama Koalisi Indonesia Maju juga sudah disepakati oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sebelumnya, keduanya telah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
“Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju,” ujar Prabowo, Senin (28/8/2023) malam. [wip]