(IslamToday ID) – Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengomentari berubahnya nama koalisi pendukung Prabowo Subianto dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kelihatannya PDIP datar-datar saja. Paling hanya dengan sindiran halus yang muncul. Misalnya pernyataan Puan (Ketua DPP PDIP) soal ada pihak yang akan pecah belah Jokowi dan PDIP,” kata Adi dikutip dari DetikCom, Rabu (30/8/2023).
Ia menilai perlu berhati-hati atas efek negatif usai Prabowo mengumumkan nama baru koalisinya di 2024. Apalagi, sejauh ini respons PDIP terkait KIM hanya datar-datar saja.
“Tapi harus hati-hati dengan efek negatifnya bagi koalisi Prabowo. Karena di kalangan publik mulai muncul kesan PDIP dan Ganjar (capres PDIP) didzalimi dengan akuisisi Jokowi yang sangat berlebihan ini. Apalagi PDIP dan Ganjar reaksinya datar saja, meski Jokowi terkesan diklaim paling ke Prabowo,” ucapnya.
Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, PDIP geram atas langkah KIM. Terlebih, lanjut Adi, Jokowi yang merupakan kader PDIP ditarik jauh ke kubu Prabowo.
“PDIP pasti marah dengan dansa politik semacam ini, di mana Jokowi ditarik sangat dalam ke kubu Prabowo. Tanduk-tanduk banteng pasti mulai bermunculan. Tapi di publik PDIP tampil kalem, terkesan tak ada apapun yang perlu dirisaukan secara berlebihan,” katanya.
Diketahui, partai-partai pengusung bakal capres Prabowo Subianto kini mendeklarasikan nama porosnya menjadi Koalisi Indonesia Maju seperti nama kabinet pemerintahan Jokowi. PDIP tak mempersoalkan nama yang dipilih kubu Prabowo itu.
“Ya nggak apa-apa. Itu kan otonomi dari beliau ya silakan saja, nggak apa-apa. Nggak masalah, kita hargai, kita hormati, silakan,” kata Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat, Selasa (29/8/2023).
Ia menilai Jokowi memiliki kedekatan dengan banyak tokoh, termasuk dengan Prabowo sebagai menterinya. Ia menekankan Jokowi juga dekat dengan ketumnya, Megawati Soekarnoputri.
“Kan dekat, Pak Jokowi kan dekat dengan siapa saja, ya otomatis dengan Pak Prabowo karena beliau Menhan, dekat. Dengan Pak Sandi (Sandiaga Uno) juga dekat, dengan Pak Erick (Erick Thohir) juga dekat, dengan menteri-menterinya juga dekat,” kata Djarot.
“Pak Jokowi dengan Ibu Mega juga sangat dekat. Semuanya dekat, sangat dekat, seperti satu keluarga besar. Jadi ya kedekatan, begitulah pemimpin yang bisa dekat dengan siapa pun juga,” imbuhnya. [wip]