(IslamToday ID) – Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengakui bahwa Demokrat sulit untuk membentuk koalisi baru usai hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Ia menyebut yang paling realistis saat ini ialah bergabung ke koalisi Prabowo Subianto atau koalisi Ganjar Pranowo.
“Kondisi per saat ini, Demokrat rasanya, kembali lagi, akan lebih logis menghadapi keadaan dan kondisi ke depan terkait dengan Pilpres ini tadi, kondisi pada saat Senin kemarin kita mengambil satu langkah yang lebih jelas, di mana posisi kita saat ini sudah agaknya agak kurang memadai kalau bicara koalisi-koalisi lain, walau opsi atau peluang itu ada,” kata Syahrial di acara ‘Adu Perspektif’ seperti disiarkan DetikCom bersama Total Politik, dikutip Kamis (7/9/2023).
Ia menyebut pada Senin (4/9/2023), AHY bersama 90 persen pengurus DPP Partai Demokrat melakukan rapat pleno dan fraksi Demokrat di DPR RI. Ia mengatakan dalam rapat pleno itu diputuskan Demokrat akan memanfaatkan komunikasi yang ada dengan koalisi lain.
“Rasanya arah dari DPP adalah bagaimana kita memaksimalkan komunikasi yang sudah terbangun, baik itu di tempat Bang Yandri (PAN) maupun di tempatnya PPP,” ucapnya.
Syahrial menyebut opsi yang paling logis saat ini yakni merapat ke Prabowo atau Ganjar. Ia mengakui sulit untuk membentuk koalisi baru dengan waktu yang sudah mepet.
“Artinya di tempatnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar, opsinya di situ. Agak sulit untuk kemudian berakselarasi dengan pembentukan koalisi baru di mana ada kerumitan-kerumitan dalam melaksanakan pembicaraan begitu,” ujarnya.
Syahrial juga bercerita tentang hubungan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia menyebut meski hubungan SBY kurang pas tapi Megawati bisa menerima Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Pak SBY itu terakhir setelah rapat MTP, sampaikan kurang lebih begini, ‘Saya ini kan lama jadi anak buah Ibu Mega, saya juga tahu gimana kurang lebih cara bekerja dengan Ibu Mega, gitu kan, jadi ibu Mega orang yang konsisten kalau sudah ambil suatu keputusan’,” kata Syahrial seraya mencontohkan ucapan SBY.
SBY, kata Syahrial, menyebut kalau hubungannya dengan Mega mungkin kurang pas. Namun, Mega tidak menunjukkan sikap itu ke putranya. SBY mengatakan Mega bisa menerima AHY.
“’Untuk hal terkait dengan kepentingan yang lebih besar, kenegaraan, Ibu Mega boleh dengan saya mungkin kurang pas, tapi beliau itu bisa menerima Mas AHY’,” ujar Syahrial.
Ia lalu mengambil contoh lagi seperti hubungan Mega dengan saudaranya Rachmawati Soekarnoputri yang terlihat kurang baik. Namun, Mega bisa menerima anak-anak Rachmawati.
“Atau dicontohkan lagi yang lain, dicontohkan, misalnya almarhumah Mbak Rachmawati, itu konsisten kan, tapi Ibu Mega tetap baik dengan anak-anaknya Ibu Rachma, komunikasi tetap bagus. Ah itu kira-kira ilustrasinya,” pungkas Syahrial. [wip]