(IslamToday ID) – Anggota DPR RI yang juga politisi PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi pembaca berita (news anchor) TVOne yang mengenakan syal Palestina. HNW mengaku heran dengan adanya pihak-pihak yang mempertanyakan sikap TVOne.
“Sudah jelas sikap Indonesia membela Palestina,” kata HNW dikutip dari Republika, Selasa (30/10/2023).
Sebelumnya, sempat diberitakan Tempo kalau Dewan Pers menyebut langkah TVOne itu tidak sesuai kode etik jurnalistik. Meski begitu, berita itu sudah diklarifikasi Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya.
Agung menjelaskan, pembaca-pembaca berita TVOne yang menyebut langkah mereka malah sebagai sikap keberpihakan kepada keadilan yang merupakan tugas pers. Terkait dengan itu, HNW kembali mengingatkan sikap resmi dari Indonesia.
“Sikap resmi Indonesia disuarakan Presiden RI maupun Menlu membela Palestina di lembaga internasional mana pun. Aneh kalau di sini ada yang membela Israel, ini dia mewakili Indonesia atau dia mewakili Israel,” ujar HNW.
Soal sikap TVOne, HNW menilai itu merupakan bentuk solidaritas kepada perjuangan bangsa Palestina yang menuntut hak kemerdekaannya dan mempertahankan diri dari kejahatan kemanusiaan dan penjajahan Israel.
Menurut HNW, langkah itu sekaligus mengingatkan masyarakat dunia kalau Palestina masih ada dan pendukung Palestina masih eksis. Bahkan, HNW merasa akan sangat baik jika rekan-rekan televisi lain mengikuti.
“Apa yang dilakukan kawan-kawan TVOne, saya sangat mendukung. Itu salah satu dari bentuk solidaritas, mengingatkan masyarakat dunia yang sebagian besar sumber informasinya dari televisi,” kata HNW.
Ia turut menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang dialami bangsa Palestina hari ini. Sebab, semakin hari mereka bukan semakin mendapatkan kemerdekaan dan kedamaian, melainkan malah menerima kekejaman dari Israel.
Wakil Ketua MPR RI dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu mengingatkan, tindakan Israel semakin tidak normal. Yang mana, jelas menunjukkan keinginan mereka menguasai titik-titik penting di Palestina.
“Semakin bernafsu menguasai Masjidil Aqsa, bahkan melakukan tindakan-tindakan yang sangat jauh dari yang direkomendasi Dewan Keamanan PBB,” ujar HNW.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya menegaskan, tindakan yang dilakukan jurnalis tidak dapat dihubungkan dengan pelanggaran kode etik jurnalistik. Sebab, pelanggaran etika jurnalistik dapat terlihat dari karya jurnalistik, bukan simbol semata.
Pernyataan Agung itu guna mengklarifikasi pemberitaan di Tempo. Agung sempat menyebut penggunaan syal bermotif bendera Palestina oleh salah satu presenter TVOne termasuk pelanggaran etika jurnalistik.
“Terkait dengan berita saya di Tempo, saya ingin menyampaikan bahwa yang saya maksud bukan melanggar kode etik, dikatakan melanggar jika karya jurnalistiknya tidak memenuhi unsur kode etik jurnalistik,” kata Agung.
Ia menyatakan, penggunaan syal bendera Palestina oleh presenter TVOne tidak berhubungan dengan produk jurnalistik. Agung mengakui bendera Palestina bukan simbol keagamaan. “Dalam kasus TVOne, tidak ada kaitan dengan karya jurnalistik, tetapi hanya pemakaian syal presenter,” ujar Agung.
Ia juga memandang ekspresi keberpihakan terhadap kemanusiaan boleh dilakukan siapa pun, termasuk seorang jurnalis. Namun, Agung menekankan, prinsip-prinsip jurnalistik tetap harus tercermin dari produk jurnalistik.
“Pelanggaran etik bisa diukur dari karya jurnalistik, bukan dari simbol. Apakah karya jurnalistik yang disajikan sesuai dengan kode etik jurnalistik atau tidak?” ujar Agung.
Ia tak mempermasalahkan keberpihakan jurnalis dalam isu kemanusiaan. Walau demikian, keberpihakan itu perlu ditopang dengan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik saat akan membuat produk jurnalistik.
“Jadi, keberpihakan seorang jurnalis dalam kemanusiaan tidak ada masalah, tetapi konten berita harus berimbang, terverifikasi, dan lain-lain. Kecuali TVOne, misalkan presenternya mengajak dalam narasi menyertakan personal naratif,” pungkas Agung. [wip]