(IslamToday ID) – Calon presiden (capres) nomor 1 Anies Baswedan menyinggung kehidupan bernegara hari ini yang disebut sedang mengalami kemunduran dari berbagai aspek. Ia menyinggung mulai dari indeks demokrasi, indeks kebebasan pers, hingga indeks persepsi korupsi di Indonesia, semuanya mengalami penurunan.
“Indonesia hari ini alami kemunduran, kemunduran dalam kegiatan kenegaraan dan demokrasi. Indeks demokrasi kita turun dari 2015 ke 2022. Indeks kebebasan pers turun. Indeks persepsi korupsi turun,” kata Anies di acara ‘Dialog Terbuka Muhammadiyah’ yang digelar di UMS, Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/11/2023).
Anies juga menyaksikan masyarakat Indonesia tak bebas menyampaikan kritik. Padahal, ia menilai kritik dibutuhkan dalam berjalannya sebuah pemerintahan. Jika tidak ada kritik, kebijakan yang dihasilkan pemerintah pun kualitasnya pasti mengalami penurunan.
“Karena kritik cerdaskan masyarakat dan paksa pembuat kebijakan selalu kaji mana yang lebih baik. Tapi kalau kritik itu mati atau dimatikan, maka terjadi kebijakan itu kualitas alami penurunan,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Anies, iklim demokrasi dan kebebasan harus dibuat lebih meningkat kualitasnya. “Jangan sampai menyebut Indonesia dengan Wakanda dan Konoha. Insya Allah UU yang membelenggu kebebasan untuk direvisi ke depannya,” katanya.
Survei Litbang Kompas yang dirilis 19 September 2022 menyebutkan mayoritas responden menilai kualitas demokrasi di Indonesia sepanjang 2022 lebih buruk ketimbang 2021.
Ada 37,7 responden survei menjawab kualitas demokrasi di Indonesia tahun ini lebih buruk dari tahun sebelumnya. Kemudian 23,2 persen responden menjawab sama baiknya; 20,3 persen responden menjawab semakin baik; 13,9 persen responden menjawab sama buruknya; dan sisanya 4,9 persen responden menjawab tidak tahu.
Responden paling banyak juga menilai penghambat demokrasi di Indonesia saat ini adalah korupsi dengan 43,2 persen responden yang menjawab. Selanjutnya posisi kedua terbanyak adalah keterpurukan ekonomi dengan 21,8 persen.
Survei dilakukan terhadap 504 responden dari 34 provinsi Indonesia selama periode 6-9 September 2022. Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara, pada 31 Januari 2023 Transparency International Indonesia (TII) mencatat Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2022 berada di skor 34 atau turun empat poin dari tahun sebelumnya. Indonesia menempati peringkat 110 dari 180 negara yang dilibatkan. Penurunan IPK Indonesia pada tahun ini dinilai sebagai yang terburuk sepanjang reformasi. [wip]