(IslamToday ID) – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima kunjungan delegasi Pimpinan Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Indonesia (ITHLA). Pada kesempatan tersebut, ia mendorong ITHLA membumikan bahasa Arab di tengah masyarakat Indonesia.
Menurut HNW, dengan memasyarakatkan bahasa Arab bukan berarti anti bahasa Indonesia. Justru itu adalah upaya untuk meneruskan kenegarawan para pendiri bangsa yang dipraktikkan sejak era sumpah pemuda.
Diketahui pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III lantai 9 kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
“Bahasa Indonesia banyak menyerap suku kata dari bahasa Arab. Itu bisa dibuktikan dengan banyaknya istilah yang berasal dari bahasa Arab pada sila-sila Pancasila seperti adil, adab, kerakyatan, hikmat, permusyawaratan, perwakilan. Dan semua anggota panitia 9 yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, menyepakati dan tidak ada yang menolak keberadaan istilah-istilah yang diserap dari bahasa Arab tersebut,” kata HNW dikutip dari DetikCom, Sabtu (25/11/2023).
“Jadi kalau rekan-rekan mahasiswa sekarang membumikan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, berarti meneruskan apa yang dulu dilakukan oleh para pendiri bangsa,” lanjutnya.
Anggota DPR RI Dapil Jakarta II meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, serta luar negeri itu berharap kehadiran ITHLA mampu mengurangi maraknya arabphobia, yang sempat marak di Indonesia.
“Jangan sampai karena tidak tahu sejarah, muncul arabphobia, bahkan sampai menyalahkan pengucapan akad nikah yang memakai bahasa Arab, padahal itu pun sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia,” ungkap HNW.
Ia juga berharap kiprah ITHLA membumikan bahasa Arab bisa memupuk kecintaan masyarakat untuk mendalami penguasaan bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan sikap para bapak bangsa di awal perjuangan merebut kemerdekaan RI.
Apalagi, katanya, jumlah anggota yang tergabung dalam organisasi ini sangat besar. Sehingga gerakan bersama yang dilakukan ITHLA diharapkan bisa meningkatkan antusiasme dan kualitas perguruan tinggi Islam di Indonesia yang selama ini kerap mendapat sorotan.
“Maka baik juga kalau mau melihat dan belajar kepada perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam di Indonesia yang sudah sukses dalam mengembangkan dan menguasai bahasa Arab, salah satunya adalah Unida Gontor. Sehingga bisa mengetahui model dan praktiknya, untuk mempercepat kemampuan berbahasa Arab sebagai bahasa intelektual dan bahasa internasional,” katanya.
“Juga kemampuan bahasa Arab dalam konteks sosiologis, yang dikembangkan melalui membaca koran, majalah, serta media online, sebagai upaya membiasakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan kelas dan kualitas berdiplomasi dengan negara-negara Arab untuk kemaslahatan Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua ITHLA Khoeriyah Ajeng Prasasti menjelaskan pihaknya berencana mengadakan Muktamar ITHLA XI pada Senin-Kamis 27-30 November 2023. Gelaran ini sekaligus memperingati Hari Berbahasa Arab Dunia yang jatuh pada 18 Desember setiap tahun.
Adapun tujuannya bertemu Wakil Ketua MPR adalah untuk mengundang HNW menjadi salah satu narasumber pada seminar dalam rangkaian kegiatan Muktamar.
Lebih lanjut Khoeriyah menyampaikan, organisasi yang dipimpinnya memiliki ribuan anggota di 140 perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, ITHLA juga memiliki anggota di empat negara ASEAN, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, serta Brunei Darussalam, yang masing-masing satu perguruan tinggi.
“Kami sudah berdiri sejak 11 tahun terakhir. Selama ini sudah banyak kegiatan yang kami laksanakan. Antara lain pengajaran dan pengembangan bahasa Arab. Juga pengiriman mahasiswa melakukan kegiatan sosial di Thailand dan Malaysia,” pungkasnya. [wip]