(IslamToday ID) – Analis politik Ujang Komarudin menilai dampak bantuan sosial (bansos) yang diberikan oleh Presiden Jokowi tidak bisa dibendung. Seruan dari kubu calon presiden (capres) Ganjar Pranowo untuk menghentikan aliran bansos, menurutnya, sulit untuk didengar.
Ujang yang merupakan dosen ilmu politik Universitas Al Azhar Indonesia mengatakan, bansos tidak bisa dihindari ada unsur politik. Namun, menjelang pemilu setiap penguasa pasti menjadikan bansos sebagai prioritas.
Jokowi memiliki program bantuan pangan langsung tunai sebesar Rp 400.000 untuk November-Desember 2023, untuk keluarga penerima manfaat. Pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) sejumlah 10 kilogram yang dimulai dari September 2023.
“Memang iya, ketika kepuasan terhadap Jokowi tinggi, bansos itu akan membangun kekuatan elektoral bagi pasangan calon 2. Bansos tidak bisa distop,” kata Ujang dikutip dari Tempo, Senin (1/1/2024).
Pasangan calon nomor urut 2 di Pilpres 2024 adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi.
Sebelumnya Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan pejabat pemerintah sangat rentan dicurigai saat membagikan bansos. Menurut Todung, itu menguntungkan pasangan calon tertentu.
“Nah sebaiknya, ini usul saya, pejabat pemerintah itu menunda pembagian bansos sampai selesai Pilpres, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan prasangka,” ujarnya, Jumat (29/12/ 2023).
Dalam kesempatan terpisah, Ganjar Pranowo mengatakan bansos diharapkan tidak dijadikan sebagai komoditas politik karena sudah menjadi program pemerintah. Menurutnya, dalam suasana politik saat ini, mudah bagi pihak tertentu untuk mengklaim bahwa bansos merupakan jasa dari pihak-pihak tertentu.
“Kalau sekarang ada usulan bansos tambahan karena kondisi di masyarakat, ya memang membutuhkan respons pemerintah. Tapi biasanya dalam suasana politik, tahun politik seperti ini, saling klaim itu menjadi paling kuat,” kata Ganjar, Sabtu (30/12/2023).
Ujang kembali mengatakan, ketika bansos diberikan Jokowi, otomatis akan memberikan dampak positif pada pemerintah. Sehingga, arahnya adalah kepuasan publik terhadap Jokowi agar tetap tinggi.
Ketika Jokowi dipersepsikan mendukung Prabowo-Gibran, menurut Ujang, itu akan berdampak pada elektabilitas pihak yang ia sokong. Jokowi tidak pernah secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran.
Majunya Gibran ke gelanggang Pilpres 2024 sebagai cawapres Prabowo, dianggap banyak pihak merupakan representasi Jokowi. Prabowo-Gibran juga kerap menarasikan keberlanjutan program pemerintah Jokowi.
“Rakyat juga butuh (bansos) persoalannya. Rakyat senang. Butuh dibantu,” pungkas Ujang. [wip]