(IslamToday ID) – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia berkembang pesat, namun tidak sedikit yang salah sasaran.
“Mau bikin bandara, mau bikin jalan harus ada perencanaan,” kata Agus dikutip dari YouTube DDMnet, Jumat (5/1/2024).
Ia lantas mencontohkan proyek timpang yang dilakukan pemerintah, yakni akan membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya.
“Sekarang misalnya Jakarta-Surabaya ada jalan tol, nanti dibangun kereta cepat, kan kanibal. Itu yang tidak dipikir, mungkin proyek. Jadi yang mensuplai informasi itu ke presiden itu proyek,” tuturnya.
Kurangnya perencanaan juga dapat membuat sarana transportasi sepi peminat, bahkan di beberapa daerah tidak terdapat akses transportasi publik.
“Kalau lebaran bandara Semarang, Jogja, Solo itu sepi, bisa drop sampai 50 persen karena masyarakat memilih pakai mobil, karena di daerah angkutan desanya tidak ada,” terangnya.
Agus juga menyoroti banyaknya pelabuhan di Indonesia. Menurutnya, saat ini sudah terlalu banyak pelabuhan dengan kondisi yang bagus tetapi tidak fungsional.
“Banyak pelabuhan, misalnya Batang. Batang itu kedalamannya cuma 5 meter karena Menteri Investasi janji sama investor Korea ada pelabuhan. Padahal Semarang ada pelabuhan, hanya satu jam (perjalanan). Tinggal pakai truk kan jadi,” kata Agus.
Ia khawatir nantinya pelabuhan baru tersebut justru kurang fungsional. “Akan dibangun tapi ada gak barang yang datang dan pergi. Kan tugas pelabuhan itu. Jumlah pelabuhan banyak, tapi tidak optimal karena tidak ada perencanaan,” ujarnya.
Hal serupa juga dialami oleh bandara. Menurut peraturan jarak bandara satu dengan lainnya minimal 100 km. “Sekarang ada Bandara Purbalingga, padahal ke Cilacap hanya 65 km. Cilacap punya bandara.”
Agus lantas berharap presiden Indonesia ke depan dapat memanfaatkan infrastruktur transpotasi yang sudah ada saat ini agar lebih efisien. [ran]