(IslamToday ID) – Anggota Komisi IX DPR RI Mukhamad Misbakhun menyoroti tidak adanya tema mengenai pembahasan utang negara dalam debat capres-cawapres. Menurutnya, isu utang merupakan hal krusial karena memiliki dampak besar terhadap pembangunan Indonesia lima tahun ke depan.
“Topik ini (utang negara) tidak jadi topik debat capres-cawapres, padahal ini fondasi utama kita ketika terjadi transisi pemerintahan nanti. Isu utang ini menjadi fundamental di dalam APBN kita,” kata Misbakhun dikutip dari tayangan YouTube Akbar Faizal Uncersored, Jumat (12/1/2024).
Ia lantas mengaitkannya dengan bagaimana cara membangun Indonesia ke depan. Pembiayaan yang berbasis utang, menurutnya, juga akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang akan dibikin nantinya.
“Berbasis dari apa pembiayaannya karena kalau kita menemukan cara terbaik kita bisa mendapatkan pembiayaan. Kalau kita masih berutang maka yang namanya kemerdekaan kita itu masih soal kedaulatan, soal kebebasan, dan kemandirian itu menjadi permasalahan,” jelasnya.
Anggota Fraksi Golkar ini lantas menyebut bahwa saat ini utang yang dimiliki negara memiliki persentase 100 persen dari jumlah APBN.
“Tahun 2023 utang negara Rp 8.041 triliun, utang berkaitan BUMN hampir Rp 8.000 triliun, pensiun ASN, TNI, Polri hampir Rp 4.000 triliun. Total Rp 20.000 triliun. Itu 100 persen dari postur APBN kita,” bebernya.
Isu utang negara sendiri saat ini tengah menjadi topik panas pembahasan di masyarakat, namun pemerintah seolah-olah menganggap utang bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Bahkan dalam debat capres-cawapres, Prabowo Subianto menyebut mengenai utang luar negeri Indonesia sebagai rasio perbandingan terhadap PDB salah satu terendah di dunia.
Sebagai informasi, dikutip dari sumber yang sama berikut posisi utang Indonesia di era Jokowi:
- Tahun 2014 awal Jokowi menjabat sebesar Rp 2.608 triliun
- Tahun 2019 akhir jabatan periode pertama Jokowi Rp 4.778 triliun
- Tahun 2023 menjelang akhir periode kedua Jokowi Rp 8.041 triliun. [ran]