(IslamToday ID) – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan kecurangan, intervensi, dan cawe-cawe yang dilakukan pemerintah dalam Pemilu 2024 akan berakibat pada disintegrasi bangsa
“Saya melihat ada hal yang sangat krusial. Benar-benar menakutkan. Hasil survei dari generasi muda Ikatan Cendekiawan Muda Indonesia itu menyatakan bahwa pemilu curang dan intervensi dari lembaga-lembaga negara seperti KPU, Bawaslu, aparatur negara, aparatur pemerintah, TNI-Polri. Di Sumatera 94 persen akan terjadi disintegrasi bangsa. Dan 82,5 persen akan menarik mandat atau merdeka,” kata Gatot dikutip dari YouTube Metro TV, Senin (15/1/2024).
“Kalau negara ini terpecah menjadi beberapa negara ini yang sangat luar biasa. Makanya saya berbicara di sini, ini jangan sampai terjadi,” lanjutnya.
Gatot meyakini apa yang menjadi kekhawatirannya merupakan hal nyata karena saat ini sudah jelas adanya kecurangan yang nyata yang dilakukan oleh pemerintah.
“Ini sudah terlihat di depan mata. Undang-undang mengatakan bahwa pejabat publik dipilih secara langsung, tapi ini pejabat sementara (Pj) bisa sampai dua tahun dan sekarang 50 persen lebih gubernur adalah Pj. Ini strategi agar bisa mengendalikan,” jelasnya.
Alasan lain yakni Jokowi tetap mengizinkan Gibran maju sebagai wakil presiden yang artinya presiden ikut andil, kecurangan terhadap salah satu paslon capres-cawapres secara terang-terangan, pengumpulan kepala desa, dan dukungan Satpol PP terhadap Prabowo-Gibran.
Banyaknya tindak kecurangan yang nyata, Gatot lantas menilai banyak gerakan masyarakat yang menginginkan agar Jokowi dimakzulkan sah-sah saja, namun hal tersebut membutuhkan proses panjang dalam pelaksanaannya.
“Alasan dasar yang kuat bisa saja dibuat dengan apa yang selama ini dilakukan (Jokowi) tetapi proses ini tidak semudah yang dikatakan. Sepertiga dari anggota DPR harus setuju, dua pertiga hadir dan menyetujui, dibawa ke MK, dan lain sebagainya. Paling cepat setengah tahun dan posisi sekarang akan sulit,” paparnya.
Namun, bukan berarti proses pemakzulan mustahil untuk dilakukan. “Hanya prosesnya yang lama,” kata Gatot.
Ia lantas menyerukan kepada semua masyarakat agar berani menyuarakan untuk menolak kecurangan. “Semua harus berani mengatakan apabila ada yang curang dan tidak netral dari kepala desa sampai presiden, dari prajurit rendah hingga panglima TNI, dari Bhayangkara sampai Kapolri ikut cawe-cawe maka itu pengkhianat negara,” tegasnya. [ran]