(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung berkeyakinan bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.
“Pak Basuki, Bu Sri Mulyani, dan Pak Mahfud MD sedang berkuasa di dalam (kabinet) kalau mereka keluar efeknya luar biasa,” kata Rocky dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (15/1/2024).
“Pak Basuki (Menteri PUPR) bagaimana pun adalah menteri yang disponsori oleh Megawati. Sri Mulyani juga dekat dengan Ibu Mega,” sambungnya.
Rocky lantas menyebutkan bahwa alasan keluarnya mereka dari kabinet lantaran banyak pelanggaran yang dilakukan Jokowi.
“Ada alasan mereka kenapa keluar karena gagal. Pandangan saya adalah orang macam Sri Mulyani mestinya tidak tahan melihat pelanggaran etis yang dilakukan Jokowi. Demikian juga dengan Pak Basuki yang paling dekat dengan Pak Jokowi, mengawal semua infrastruktur Jokowi menganggap ada yang tidak masuk akal,” papar Rocky.
Jadi, menurut Rocky, keengganan Sri Mulyani untuk terus berada dalam kabinet bukan lantaran permasalahan negara, tetapi lebih kepada masalah Gibran yang maju menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
“Dengan cara Jokowi cawe-cawe soal anaknya. Cuma Gibran sebetulnya, kalau soal utang negara Sri Mulyani bisa deal dengan siapapun dan orang pasti percaya kapasitas Sri Mulyani untuk berutang. Tapi kalau sudah soal moral, etika, tentu juga Bank Dunia mulai menegur Sri Mulyani. Jadi ada perintah terselubung dari Bank Dunia, itu dasarnya,” bebernya.
Sinyal akan mundurnya Sri Mulyani, menurut Rocky, dapat dilihat dari sinyal yang diberikan oleh juru bicara Menkeu Yustinus Prastowo yang dituangkan dalam akun media sosialnya.
“Saya melihat itu satu paket dengan keinginan Ibu Sri Mulyani. Saya percaya dalam soal etik Prastowo juga adalah panduan karena itu dia diminta oleh Sri Mulyani untuk jadi juru bicara. Maka dari itu saya percaya apa yang disinyalkan oleh Prastowo itu sama dan sebangun dengan apa yang diinginkan atau sinyal pertama dari Sri Mulyani,” terangnya.
Meski pada akhirnya Sri Mulyani tidak mundur, Rocky mengatakan bahwa berhak memintanya untuk mundur. “Jadi ada hak pada rakyat untuk menuntut Sri Mulyani mundur supaya Basuki ikut mundur, supaya Mahfud ikut mundur. Perlu lima menteri untuk mundur hingga akhirnya Jokowi menyerah,” katanya.
Hal sama, kata Rocky, juga pernah dialami oleh Soeharto ketika menjadi presiden. “Seperti Pak Harto yang dalam kekuasaan otoriternya bisa maksa ganti menteri pada waktu itu. Tapi ketika Ginanjar (Ginanjar Kartasasmita mantan Menkeu) cs mengatakan sudah tidak siap lagi maka terjadilah politik dengan faktor internasional yang kuat,” ucapnya. [ran]