(IslamToday ID) – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan geram dan membalas kritik Tom Lembong soal harga nikel anjlok gara-gara hilirisasi. Luhut menunjukkan kegeramannya kepada Tom secara terbuka di media sosial.
“Anda perlu melihat data panjang 10 tahun terakhir. Anda kan pebisnis juga,” kata Luhut melalui postingannya di Instagram resmi @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (25/1/2024).
“Siklus komoditi itu naik turun. Apakah itu batu bara, nikel, timah, emas, apa saja,” lanjutnya.
Luhut juga mengklaim harga nikel saat ini lebih baik ketimbang sebelum pemerintah menjalankan hilirisasi. Ia menyebut selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, rata-rata harga nikel dunia adalah 15.000 dolar AS.
Harga nikel saat itu, kata Luhut, lebih rendah ketimbang harga sekarang atau setelah melakukan kebijakan hilirisasi. Bahkan, pada awal periode hilirisasi, rata-rata harga nikel dunia hanya sekitar 12.000 dolar AS.
“Jadi, saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ber-statement seperti ini. Bagaimana Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung,” ujar Luhut.
“Saya sedih melihat Anda.”
Oleh karena itu, Luhut mengaku jadi meragukan intelektualitas Tom Lembong. “Oke, mungkin betul Anda intelektual. Tapi karakter Anda, menurut saya tidak bagus.”
Lebih lanjut, Luhut menilai bahwa harga nikel yang terlalu tinggi justru sangat berbahaya. Ia mengaku belajar dari harga tinggi cobalt yang membuat orang akhirnya mencari alternatif bahan baku lain. “Itu salah satu pemicu baterai LFP itu (lithium ferro-phosphate),” ucapnya.
Ihwal baterai LFP yang dibicarakan baru-baru ini, Luhut mengakui bahwa teknologi berkembang sangat cepat. Indonesia pun, katanya, bekerja sama dengan China untuk mengembangkan baterai LFP.
Begitu juga dengan menggandeng negara-negara lain untuk mengembangkan baterai nikel. Namun, Luhut menjelaskan, hanya baterai lithium yang bisa didaur ulang, bukan baterai LFP.
“Teknologi berkembang sangat cepat. Oleh karena itu kita cari keseimbangan supaya barang kita tetap masih dibutuhkan sampai beberapa tahun yang akan datang,” ujar Luhut.
Perkara hilirisasi, Luhut berpesan kepada Tom Lembong agar tidak menceritakan hal yang tidak sepenuhnya benar. Meskipun, Tom Lembong yang dulu pernah menjabat Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Menteri Investasi, sudah tidak lagi di jajaran pemerintah.
“Ceritakan apa yang bagus. Pernah kita inflasi di bawah 3 persen? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang,” kata Luhut.
“Apa itu? Ya hilirisasi.”
Tak cuma menekan inflasi dan menggenjot ekspor, Luhut berujar pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga 5 persen di tengah ketidakpastian perekonomian dunia juga berkat hilirisasi. Bahkan, Indonesia masih mengupayakan pertumbuhan ekonomi naik sampai 6 persen. Kemudian, pada 2030 Indonesia menargetkan pendapatan per kapita senilai 10.000 dolar AS.
“Jadi, downstreaming (hilirisasi) kita akan membuat Indonesia lebih bagus,” ujar Luhut dikutip dari Tempo.
Kritik Tom Lembong soal hilirisassi pemerintah memang beberapa kali disuarakan. Co-captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) ini pernah menyebut pemerintah terlalu terobsesi pada nikel. Ia juga menilai hilirisasi nikel pemerintah tidak berorientasi pada pasar.
Pasalnya, produsen kendaraan listrik mulai beralih menggunakan baterai LFP. Bahkan, kata Tom, mobil Tesla yang diproduksi di China beralih menggunakan LFP.
“Sesuai prinsip dasar ekonomi, harga tinggi menyebabkan substitusi,” kata Tom dalam acara Diskusi Publik Pandangan Capres/Cawapres 2024-2019 tentang Kebijakan Industri, Hilirisasi dan Perubahan Iklim di Gedung CSIS Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Perkara hilirisasi dan LFP ini kemudian dibawa dalam Debat Cawapres 2024. Polemik LFP pun lantaran Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bertanya soal LFP kepada Cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Namun saat itu, Gibran tampak tidak puas dengan jawaban pasangan Capres Anies Baswedan.
Gibran pun menilai Cak Imin tidak memahami sepenuhnya soal LFP. Padahal, menurut Gibran, hal tersebut sering digaungkan oleh timsesnya. [wip]