(IslamToday ID) – Aktivis HAM Haris Azhar mengatakan gerakan yang dilakukan Presiden Jokowi untuk memenangkan Gibran Rakabuming Raka sudah kebablasan. Berbagai gerakan itu, menurutnya, telah terlihat jauh sebelum masa pemilu.
“Penyimpangan praktik kekuasaan atau penggunaan wewenang, kekuasaan. Abuse of power sudah muncul sebelum masa-masa pemilu ini. Tapi penyimpangan jauh dirasakan sebelum masa kampanye. Yang merasakan itu rakyat kecil,” kata Haris dikutip dari YouTube Metro TV, Jumat (2/2/2024).
Yang saat ini muncul, lanjutnya, baru dari kalangan menengah dan orang-orang yang dulunya merupakan bagian dari kekuasaan Jokowi yang akhirnya berseteru akibat majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
“Jadi kalau demokrasi memburuk itu sudah sejak lama. Ada banyak pelanggaran HAM gara-gara kebijakan pemerintah pusat, salah satunya PSN (Proyek Strategis Nasional), Omnibus Law, IKN,” bebernya.
Perilaku Jokowi ini, kata Haris, tidak lepas dari lemahnya pengawasan yang diberikan oleh rakyat terhadap pemerintahan Jokowi. Rakyat selama ini dinilai telalu menuruti keinginan dan memaklumi segala tindakan yang dilakukan sang presiden.
“Jadi yang ingin saya katakan adalah karena rezimnya selama sembilan tahun melindungi dan membiarkan dia, sehingga dia merasa seperti raja. Apa yang dia mau semua diladeni. Di ujung ketika semakin semena-mena baru orang semua terbelalak dan insyaf. Baru sadar di detik-detik terakhir,” ucapnya.
Sementara, dengan banyaknya perlawanan yang muncul dari kalangan civitas akademika baru-baru ini disebut Haris merupakan sinyal yang terlambat. “Telat ini, mestinya kampus sudah sejak berbulan-bulan lalu, bertahun-tahun lalu,” tuturnya.
Meski banyak tuntutan yang mengarah kepada Jokowi, Haris yakin hal itu tidak akan digubris karena saat ini tujuan utamanya adalah menjadikan Gibran sebagai wakil presiden.
“Jokowi gak dengerin siapa-siapa karena proses dia mendengarkan akademisi itu beberapa tahun lalu. Hari ini dia sudah tidak mendengarkan akademisi, dia mendengarkan imajinasinya sendiri saja. Imajinasinya apa? Anaknya jadi wakil presiden. Ada harapan nanti ada keberlanjutan keluarganya menjadi penguasa di waktu ke depan,” pungkasnya. [ran]