(IslamToday ID) – Pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) mengapresiasi jika PDIP yang merupakan partai pemenang pemilu memutuskan menjadi oposisi. Menurutnya, ini akan sangat baik bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia lima tahun ke depan.
“Kalau memang PDIP memutuskan di luar pemerintahan bagus bagi Indonesia dan demokrasi. Sebagai pemenang pemilu, berada di luar pemerintahan, ketua DPR, sehingga oposisinya kuat,” kata Hensat dikutip dari YouTube tvOneNews, Sabtu (17/2/2024).
Dengan PDIP menjadi oposisi, lanjutnya, fungsi check and balance di pemerintahan menjadi berfungsi dengan maksimal.
“Jadi apapun program Pak Prabowo bisa dikritisi. Pertanyaannya partai lain mau gak mengikuti PDIP sebagai oposisi? Karena sampai saat ini hanya PDIP yang menempati oposisi kemudian bisa menjadi pemenang pemilu. Partai lain belum ada,” tuturnya.
Pemilik lembaga survei KedaiKOPI ini lantas mencontohkan partai yang telah lama menjadi oposisi namun elektoralnya tidak mengalami kenaikan signifikan yakni PKS. Yang hingga saat ini belum menentukan pilihan akan menjadi oposisi atau koalisi bagi pemerintah.
“Tapi saya lihat PKS tidak ada masalah dengan Gerindra, jadi bisa saja ikut (koalisi), dapat jatah menteri misalnya,” tutur Hensat.
Justru yang saat ini menjadi pertanyaan besar bagi Hensat adalah apabila PDIP memutuskan untuk menjadi partai oposisi, siapa yang akan menemani?
“Kalau memang berada di luar pemerintahan yang menemani siapa PDIP di luar parlemen atau seperti Orde Baru, bersama-sama semua. Saya berdoa agar demokrasi kita jadi lebih baik, ada yang berada di luar pemerintahan, tapi saya tidak tahu PDIP bagaimana,” lanjutnya.
Terlebih suara yang didapat PDIP hanya 16 persen, tapi menurutnya itu bukan masalah mengingat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang selalu mengatakan tidak apa-apa karena berapapun jumlah perolehan suara, PDIP tetap hidup.
“Buat mereka (PDIP) tidak masalah, bahkan jangan-jangan mereka mengulang 10 tahun itu (kemenangan) itu lagi,” pungkasnya. [ran]