(IslamToday ID) – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengingatkan agar tidak melupakan penderitaan yang kini masih dialami masyarakat Gaza, Palestina. Hal ini karena MER-C melihat Indonesia masih sibuk untuk menyelesaikan Pemilu 2024.
“Jangan sampai pemilu ini bisa melupakan kita dengan penderitaan-penderitaan panjang yang saat ini terjadi di Gaza,” kata Kepala Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dikutip dari DetikCom, Kamis (22/2/2024).
MER-C sebagai organisasi kemanusiaan menyatakan jika saat ini kondisi fasilitas kesehatan di Gaza melemah. Rumah sakit di Gaza jumlahnya terbatas, ditambah kondisinya yang sudah tidak layak.
“Informasi yang kita dengar sekitar 10 persen (rumah sakit) yang masih operasional, itu pun ada di beberapa tempat. Misalnya di (Gaza) selatan hanya ada dua atau tiga, tidak semua rumah sakit bisa bertahan, kondisinya memprihatinkan sekali,” ungkap Sarbini.
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, ia mendorong pemerintah Indonesia untuk mengirimkan bantuan berupa rumah sakit lapangan yang bisa dibangun di Rafah.
“Kita minta pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan (pemerintah) Mesir untuk mendirikan rumah sakit lapangan Indonesia di Rafah,” kata Sarbini.
“Pemerintah bisa melakukan upaya diplomatis dan berkolaborasi dengan TNI atau departemen kesehatan,” sambungnya.
Dari data yang didapat MER-C, saat ini ada sekitar 80.000 warga Gaza yang terluka. Banyak dari mereka dilarikan ke rumah sakit di daerah Gaza selatan, karena RS Indonesia di utara tak lagi bisa digunakan. “Sudah lumpuh total, sudah gak berfungsi lagi,” kata Sarbini.
Masalah lain yang harus dihadapi oleh warga Gaza adalah salah satu rumah sakit andalan di daerah selatan, Al Nasr baru-baru ini diduduki oleh tentara Israel IDF.
“Kita minta kepada WHO untuk melakukan langkah-langkah diplomatis dan tegas (pada Israel) agar tidak menjalar ke musibah kemanusiaan,” tegas Sarbini.
Ia takut jika ke depannya fasilitas kesehatan di Gaza ini tidak mendapatkan perhatian khusus, maka akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sama seperti di awal-awal ya, bisa habisnya stok makanan, stok obat-obatan, tenaga medis, kelelahan, ada yang ditangkap, ada yang dituduh macam-macam, ada yang ditembak,” pungkasnya. [wip]