(IslamToday ID) – Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menyatakan semua partai politik (parpol) yang jagoannya kalah di Pilpres 2024 seharusnya secara otomatis menjadi pihak oposisi. Hal itu bertujuan agar demokrasi Indonesia menjadi kuat ke depannya.
Menurutnya, demokrasi yang kuat itu mengandalkan bukan hanya pemerintahan yang stabil, melainkan juga oposisi yang selain kuat juga kredibel.
“Seharusnya begitu (semua parpol yang jagoannya kalah otomatis jadi oposisi). Karena kan kalau kita berkaca SBY 2009 dan Jokowi 2019, itu salah satu problemnya itu kan absennya oposisi,” kata Arif dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/2/2024).
Di mana pada era pemerintahan SBY tahun 2009 lalu, kata Arif, didukung oleh 75,5 persen dari kekuatan parlemen. Yang berada di luar di antaranya PDIP, Gerindra, dan lainnya.
“Kalau sekarang, setelah Demokrat bergabung, itu dukungan terhadap Jokowi itu jumlahnya 91,3 persen, tersisa PKS. Itu artinya kan oposisinya lemah. Sudah lemah gak kredibel pula,” terang Arif.
Akibatnya, katanya, di sebuah pemerintahan yang posisinya tidak kuat dan kredibel, maka tidak terjadi check and balance. Salah satu yang paling lemah dari fungsi DPR, baik 2009 maupun di 2019 adalah kontrol terhadap pemerintah.
“Ketika kontrol terhadap pemerintah itu lemah, kita mendapati bukan hanya absennya kekuatan oposisi di parlemen, tapi juga pemerintah yang cenderung menyalahgunakan kekuasaan,” pungkas Arif. [wip]