(IslamToday ID) – Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong mengatakan mahalnya harga beras belakangan tidak lepas dari maraknya pemberian bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah jelang Pemilu 2024.
“Bahwa ada faktor multi tahun itu memang ada benarnya, jadi persiapan kondisi seperti ini memang dari berbulan-bulan yang lalu, tapi banyak retorika pemerintah mengabaikan satu hal yang sangat sederhana, yaitu guliran bansos besar-besaran di bulan-bulan jelang pemilu,” kata Tom Lembong dikutip dari YouTube METRO TV, Selasa (27/2/2024).
“Jadi secara statistik hampir pasti punya dampak terhadap stok ketersediaan beras dalam negeri. Kalau dilihat dari timingnya guyuran bansos termasuk beras terjadi di beberapa bulan menjelang (pemilu) saat ini. Pada saat yang sama stok menjadi langka dan harga melonjak,” sambungnya.
Jadi, tutur Tom Lembong, kelangkaan beras dan tingginya harga beras bukan merupakan suatu hal yang kebetulan. Selain itu kurangnya persiapan dalam menghadapi konsisi seperti saat ini pemerintah juga belakangan dianggap abai, karena lebih berkonsentrasi mengurusi hal berbau politik ketimbang kemaslahatan rakyat.
“Itu mencerminkan roda-roda pemerintahan saat ini berjalan tidak baik. Mungkin menteri-menteri, pejabat-pejabat birokrasi beberapa bulan terakhir saking sibuknya berpolitik akhirnya banyak urusan keperluan masyarakat justru tidak terurus. Yang lain kelihatan adalah masalah beras ini,” ucapnya.
Yang sering kurang diperhatikan oleh pengamat maupun pemerintah yang selama ini lebih menitikberatkan pembahasan mengenai stok dan harga, namun jarang menyinggung mengenai kualitas.
“Katakan beras diguyur di pasar dan stok membaik dan harga mulai turun. Tapi kualitas beras yang ada di pasar buruk menjadi masalah tersendiri,” ucap Tom.
Tingginya harga beras di pasaran saat ini, menurut Tom, kemungkinan masih bisa naik meski beras-beras yang diimpor pemerintah sudah mulai masuk pasar.
Sementara memasuki bulan Ramadhan dan lebaran, Tom belum dapat memastikan apakah harga beras masih akan terus meningkat. Pasalnya, saat ini daya beli masyarakat justru terlihat menurun. Terlebih di bulan-bulan yang akan datang tarif listrik juga akan naik.
“Di daerah-daerah harga-harga masih tinggi dan bahkan berpotensi masih naik. Soal Ramadhan memang di satu sisi tradisi konsumsi meningkat. Di lain sisi kita lihat tanda-tanda daya beli masyarakat beberapa bulan ini merosot. Ini tercermin juga dikonsumsi yang lemah di pertumbuhan ekonomi,” tutupnya. [ran]