(IslamToday ID) – Keputusan Presiden Jokowi menyematkan pangkat jenderal kehormatan atau Jenderal TNI (HOR) kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendapat sorotan tajam dari Setara Institute. Penyematan pangkat itu disebut tidak tepat menurut undang-undang.
Dalam UU No 34 Tahun 2024 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak mengenal bintang kehormatan sebagai pangkat kemiliteran. Bintang sebagai pangkat militer untuk perwira tinggi hanya berlaku untuk TNI aktif, bukan purnawirawan atau pensiunan.
“Setara Institute memandang bahwa secara yuridis, kenaikan pangkat kehormatan itu tidak sah dan ilegal,” kata Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan dikutip dari Republika, Kamis (29/2/2024).
Sementara itu dalam UU No 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, dijelaskan terkait bintang sebagai tanda kehormatan. Bintang sebagai tanda kehormatan diserahkan dalam bentuk Bintang Gerilya, Bintang Sakti, Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma, Bintang Kartika Eka Pakci, Bintang Jalasena, dan Bintang Swa Bhuwana Paksa.
“Bukan bintang sebagai pangkat kemiliteran perwira tinggi bagi purnawirawan militer,” tegas Halili.
Menurutnya, pemberian kenaikan pangkat kepada Prabowo juga merupakan tanda tanya besar jika merujuk Peraturan Menteri Pertahanan No 18 Tahun 2012. Dalam ketentuan umum peraturan itu disebutkan bahwa kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan prestasi luar biasa baik.
Sedangkan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) diberikan kepada prajurit yang mengemban penugasan khusus dengan pertahanan jiwa dan raga secara langsung. Serta berjasa dalam panggilan tugasnya.
“Dalam dua kategori ini, tentu Prabowo tidak masuk kualifikasi sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan tersebut,” ujar Halili.
Diketahui, Jokowi menjelaskan alasannya memberikan persetujuan kenaikan pangkat Menhan Letjen (Purn) Prabowo Subianto menjadi Jenderal TNI Kehormatan. Ia mengatakan, Prabowo telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kemajuan TNI dan negara.
Pemberian anugerah ini diklaim telah melalui verifikasi dari Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Jokowi mengatakan, usulan kenaikan pangkat Prabowo ini berasal dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. [wip]