(IslamToday ID) – Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai lonjakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Sirekap KPU dalam beberapa hari terakhir tergolong aneh.
“Kalau jumlah suara naik turun itu aneh. Karena enggak mungkin itu terjadi. Kalau tiba-tiba naik dan turun jumlah suara, enggak mungkin,” kata Fadli dikutip dari YouTube CNN Indonesia TV, Senin (4/3/2024).
Ia menjelaskan naik dan turun suara secara tiba-tiba dimungkinkan jika ada koreksi rekapitulasi yang dilakukan oleh penyelenggaraan pemilu secara formal. Semisal terdapat kesalahan perhitungan dan telah dikoreksi oleh saksi, Panwascam, dan petugas PPK.
“Kalau persentase (suara) mungkin, itu fluktuatif, karena tergantung besaran suara yang masuk,” ujarnya.
Di sisi lain, Fadli tidak sepakat jika KPU sekadar minta maaf lantaran mengakui Sirekap banyak masalah. Pasalnya, KPU merupakan penyelenggara pemilu yang bertanggung jawab memastikan semua manajemen pemilu berjalan profesional. Terlebih, ia mengatakan Sirekap dibentuk KPU dengan biaya yang mahal.
Fadli menyoroti angka perolehan suara parpol dalam Sirekap kerap kali mengalami kontroversi. Menurutnya, terdapat suara parpol naik turun dan dokumen C-Hasil tidak diunggah semua.
“Kalau ada problem selesai minta maaf, kita enggak perlu KPU. Makanya teman-teman DPR harus merespons ini. Soal Sirekap, manajemen pemilu kan kacau balau semua,” ujarnya.
Di sisi lain, Fadli menegaskan dugaan penggelembungan suara dalam pemilu tak perlu menunggu sampai digugat ke MK. Sebab, saat ini proses rekapitulasi suara masih berlangsung.
Ia mengatakan Bawaslu hingga saksi-saksi parpol memiliki peran penting pada proses rekapitulasi suara lantaran memiliki otoritas menangani pelanggaran administratif pemilu.
“Bawaslu dan saksi peserta pemilu dan kpu memegang C-Hasil. Nah itu bisa dikoreksi berjenjang. Esensi rekap secara berjenjang kan itu. Enggak perlu nunggu ke MK, bisa dikoreksi oleh saksi partai. Itu gunanya rekap manual itu,” katanya.
Baru-baru ini PSI disorot publik lantaran terjadi lonjakan perolehan suara di Sirekap dalam beberapa hari terakhir. Banyak kalangan yang menilai kondisi ini anomali.
Per Senin (4/3/2024) pukul 06.00 suara PSI masih bertahan di angka 3,13 persen atau sebesar 2.404.199 suara. Jumlah itu sebelumnya sempat disorot karena mengalami kenaikan setelah hanya bertahan di angka sekitar 2,8 persen. [wip]