(IslamToday ID) – Ekonom senior Agustinus Prasetyantoko mengatakan kelangkaan beras yang menyebabkan harga melambung dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh distribusi yang salah. Meski tidak dipungkiri penggunaan bantuan sosial (bansos) pada saat masa kampanye juga punya andil.
“Kenapa harga tinggi karena pasokan di dalam negeri kurang, lalu permintaan tetap tinggi dan sebagainya. Ada satu lagi selain suplay and demand yaitu distribusi. Saya kira ini yang terpengaruh kemarin bansos,” kata Agustinus seperti dikutip dari YouTube KOMPASTV, Jumat (15/3/20204).
“Kalau dibilang beras itu ada dan tersedia. Apalagi kalau kita punya kuota impor sangat tinggi, sebetulnya secara teoritis barang itu ada. Tetapi kenapa harga mahal, saya kira problemnya ada di distribusi. Distribusi menjadi problem sehingga harga naik, salah satu kemungkinan konsentrasinya dibagi untuk bansos,” terangnya.
Tidak dipungkiri Agus apabila memang beras selalu digunakan oleh para penguasa sebagai alat politik, tidak hanya tahun ini tapi jauh sebelumnya pun beras selalu diguyurkan saat kampanye.
“Jadi sebelumnya konsentrasinya beras itu ada tapi digunakan untuk kepentingan bansos, setelah selesai bansos mungkin ada problem. Impor sudah mulai dilakukan tetapi belum sampai di distributor. Ini juga diakui pemerintah bahwa saat ini memastikan bahwa beras sampai pada penerima,” jelasnya.
Disinggung mengenai kelancaran distribusi beras hanya ketika kampanye saja sementara setelahnya menjadi sulit, Agus menjawab kemungkian itu sangat besar.
“Saya kira itu masuk akal karena kepentingan untuk tiga bulan pertama untuk pemilu itu konsentrasinya di sana. Dan kita tahu bansos itu bukan hanya program pemerintah, tapi saya kira calon legislatif itu menggunakan ini sebagai amunisi untuk melakukan kampanye dan sebagai usaha untuk terpilih,” jelasnya.
Jadi menurutnya suplai beras itu ada tapi untuk kepentingan elektoral.
“Saya kalau tidak ada (beras) itu tidak benar. Tidak benar kalau karena bansos barang itu tidak ada, tapi memang benar ada problem dengan distribusi setelah itu. Karena barangnya sebenarnya ada hanya saja belum sampai pada penerima akhir, itulah yang menjadi penyebab mengapa hingga kini harga beras di pasaran masih tinggi,” pungkasnya. [ran]