(IslamToday ID) – Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan rencana pemerintah untuk menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen per 1 Januari 2025 mendatang bakal berdampak pada kenaikan harga-harga. Namun, menurutnya, ada yang masih aman meski PPN naik yakni harga pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Dampak lain dari kenaikan PPN ini tentu akan semakin melemahkan daya beli masyarakat kelas menengah yang tidak menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
“Kalau kita melihat dampak dari kenaikan PPN tersebut akan ada beberapa barang yang cenderung meningkat (harganya), kecuali pangan, pendidikan, dan kesehatan. Secara umum saat kondisi tersebut terjadi akan mengurangi belanja masyarakat,” kata Josua dikutip dari YouTube CNBC, Kamis (21/3/2024).
Dampak tersebut, jelasnya, paling besar dirasakan oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Yang memang kondisi perekonomiannya tidak stabil.
“Terutama masyarakat kelas menengah yang memang terkena dampak. Kalau kita bagi masyarakat berdasarkan desilnya. Desil 1-4 itu masyarakat miskin yang mendapatkan bansos dari pemerintah sehingga dampaknya relatif terbatas, namun kelas menengah yakni desil 5-6 yang tidak mendapat bansos dari pemerintah. Sementara kalau kita bandingkan tabungannya juga relatif terbatas, sehingga ada indikasi bahwa kenaikan PPN akan secara spesifik berdampak,” bebernya.
Dengan adanya kenaikan PPN tersebut, Josua menyebut, beban masyarakat kalangan menengah akan semakin bertambah seiring dengan meningkatnya inflasi pangan akibat El Nino.
“Sehingga ini dikhawatirkan akan mempengaruhi konsumsi secara umum, karena inflasi khususnya inflasi komponen inti akan cenderung meningkat. Namun kalau kita mengacu pada pemberlakuan kenaikan PPN 1 persen juga di tahun 2022 itu sebenarnya dampaknya tidak terlalu signifikan karena konsumsi masyarakat di tahun itu juga meningkat,” jelasnya.
Tapi Josua tidak bisa menyamakan dampak yang akan dialami oleh masyarakat pada 2022 dengan 2024, sebab kondisinya jauh berbeda. Namun ia berharap pemerintah mampu menjaga stabilitas harga khsusnya harga pangan, listrik, elpiji, dan lainnya sehingga konsumsi masyarakat tidak terganggu. [ran]