(IslamToday ID) – Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia pasca serangan balasan Iran terhadap Israel.
Mulyanto menilai, cepat atau lambat konflik Iran-Israel akan berdampak pada naiknya harga minyak mentah dunia. Hal itu diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sekarang sudah tembus di angka Rp 16.000.
“Perlu segera memikirkan langkah antisipasi. Kondisi ini semacam triple shock, karena terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik pada Ramadan dan Idul Fitri, serta naiknya dolar AS,” kata Mulyanto, Rabu (17/4/2024).
Wakil Ketua Fraksi PKS itu menegaskan, sebagai negara net importer migas, kenaikan harga migas dunia akan berdampak negatif bagi APBN, apalagi bila kenaikan itu berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs dolar terhadap rupiah.
“Beda saat zaman Indonesia berjaya sebagai negara pengekspor migas, kenaikan harga migas dunia menjadi berkah buat APBN kita,” katanya dikutip dari RMOL.
Saat ini harga minyak WTI sebesar 85,6 dolar AS per barel, terus naik sejak awal tahun, dari 70 dolar AS per barel, atau naik sebesar 22 persen. Angka yang lumayan besar. Jauh di atas asumsi makro APBN 2024 yang hanya 82 dolar AS per barel.
“Padahal Menteri ESDM baru saja menetapkan ICP, Maret 2024, sebesar 83,8 dolar AS per barel (2 April 2024),” ungkap Mulyanto.
Ia minta agar langkah antisipasi pemerintah itu tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil, seperti menaikkan harga BBM atau gas elpiji subsidi. “Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan meningkatkan inflasi,” tandasnya. [wip]