(IslamToday ID) – Indonesia sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menerima keanggotaan penuh Palestina.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dalam unggahan di media sosial X pada Jumat (19/4/2024), menyebut veto Amerika Serikat (AS) untuk kesekian kalinya menghambat cita-cita Palestina untuk menjadi negara yang diakui.
“Indonesia sangat menyesalkan kegagalan DK PBB untuk kesekian kalinya dalam mengesahkan resolusi mengenai keanggotaan penuh Palestina di PBB, dikarenakan veto oleh salah satu anggota tetap DK PBB,” tulis pernyataan tersebut.
Indonesia menilai veto AS terhadap akses keanggotaan Palestina menghambat upaya perdamaian di kawasan Timur Tengah. “Veto ini sekali lagi mengkhianati aspirasi bersama untuk menciptakan perdamaian jangka panjang di Timur Tengah,” tegasnya dikutip dari RMOL.
Dalam unggahan tersebut, Indonesia sekali lagi menegaskan dukungannya terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB dan penyelesaian konflik melalui solusi dua negara.
Palestina yang saat ini berstatus sebagai pengamat di PBB telah melakukan lobi selama bertahun-tahun untuk mendapatkan keanggotaan penuh, yang berarti pengakuan terhadap negara Palestina.
Setiap permintaan untuk menjadi negara anggota PBB harus terlebih dahulu melewati Dewan Keamanan dan kemudian disetujui oleh Majelis Umum.
Kendati demikian dalam pemungutan suara DK PBB tentang keanggotaan resmi Palestina pada Kamis (18/4/2024), AS mengeluarkan hak vetonya. Sehingga 12 suara yang mendukung resolusi tersebut menjadi batal.
Politikus senior PKS Hidayat Nur Wahid juga angkat bicara menyoroti gagalnya konsensus di DK PBB tersebut.
“PBB sebagai organisasi negara yang demokratis, mestinya meniadakan hak veto yang tak demokratis dan otoriter,” kata HNW, sapaan akrabnya, melalui akun media X pribadinya.
Wakil Ketua MPR itu menyebut hegemoni dan sikap otoriter AS telah mematahkan dukungan negara-negara lain terhadap Palestina di DK PBB.
“AS sendirian dengan vetonya dapat menggagalkan resolusi yang didukung oleh 12 negara di DK PBB, Palestina pun gagal jadi anggota penuh PBB. Perdamaian makin jauh, Israel leluasa lanjutkan genosida,” pungkas HNW. [wip]