(IslamToday ID) – Dosen Ilmu Politik & International Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai ketidakhadiran paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di acara penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029 sebagai sinyal kuat oposisi.
Menurut Umam, ketidakhadiran Ganjar-Mahfud pada momen penetapan pemenang Pilpres 2024 Prabowo-Gibran merupakan sinyal kuat pilihan politik PDIP.
“Ketidakhadiran paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud dalam rapat pleno terbuka KPU terkait penetapan pemenang Pilpres 2024, merupakan sinyal kuat bagi pilihan politik PDIP untuk mengambil langkah oposisi pada era pemerintahan Prabowo-Gibran,” kata Umam dikutip dari DetikCom, Rabu (24/4/2024).
Ia menyebut ketidakhadiran Ganjar-Mahfud itu juga dipicu oleh sikap politik PDIP yang masih mengupayakan langkah di PTUN. Menurutnya, jika Ganjar-Mahfud hadir di pelantikan Prabowo-Gibran hari ini, maka akan bertolak belakang dengan langkah PDIP.
“Ketidakhadiran Ganjar-Mahfud itu tampaknya dipicu oleh sikap politik PDIP yang masih berusaha melakukan gugatan lanjutan melalui PTUN terkait kesalahan KPU yang dianggap mengabaikan legal prosedural dalam penetapan Gibran sebagai Cawapres pendamping Prabowo. Karena itu, jika Ganjar-Mahfud datang ke KPU, keduanya akan dianggap ‘kemajon’ dan berhadap-hadapan dengan sikap politik PDIP,” ucapnya.
Selain itu, Umam melihat ada dua hal lain yang memperkuat sinyal PDIP akan beroposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran. “Pertama, ketidakhadiran Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI. Kedua, munculnya informasi spekulatif dari elite PDIP Komarudin Watubun yang menyatakan adanya pemberhentian status keanggotaan Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka dari PDIP,” ujarnya.
Berbeda dengan Ganjar-Mahfud dan PDIP, Umam menyebut sinyal positif lain justru terjadi pada Anies-Muhaimin beserta Nasdem dan PKB.
“Adapun kehadiran Capres-cawapres nomor urut 01 Anies-Muhaimin di KPU tentu memberikan sinyal politik yang positif bagi persatuan guna menghadirkan kesejukan bagi dinamika politik nasional ke depan. Terlebih lagi, santer beredar informasi bahwa Nasdem dan PKB telah dibukakan pintu lebar-lebar untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan,” pungkasnya. [wip]