(IslamToday ID) – Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Presiden Jokowi tidak salah dalam memilih para anggota panitia seleksi calon pimpinan (Pansel Capim) KPK. ICW kemudian menyoroti kerja pansel pimpinan KPK pada tahun 2019 lalu. Hasil kerja pansel kala itu justru menghasilkan pimpinan KPK yang bermasalah.
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan kerja pansel periode 2019 tidak mendengarkan kritik dan masukan masyarakat. Anggota pansel pun dinilai memiliki kepentingan tertentu dalam pemilihan calon pimpinan KPK.
“Dua orang yang sebelumnya diklaim terbaik oleh pansel (Firli Bahuri dan Lili Pintauli Siregar) ternyata melanggar etik, bahkan diproses hukum karena disinyalir melakukan praktik korupsi. Ini tentu menjadi bukti konkret betapa buruknya proses seleksi pimpinan KPK periode sebelumnya,” kata Kurnia dikutip dari DetikCom, Kamis (9/5/2024).
ICW kemudian melontarkan tiga kriteria untuk menjadi pertimbangan Jokowi dalam menyusun anggota Pansel Capim KPK periode 2024-2029. Pertama, anggota pansel harus memiliki kompetensi.
“Presiden harus menunjuk figur yang memahami kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia secara utuh dan mengetahui permasalahan-permasalahan di KPK dalam waktu terakhir. Sehingga, orientasi kerja pansel berbasis realita permasalahan sebenarnya,” ungkap Kurnia.
Anggota pansel juga diwajibkan memiliki integritas. Kurnia mengatakan rekam jejak para anggota pansel harus dipelototi oleh publik.
“Dalam hal ini rekam jejak kandidat calon pansel harus benar-benar diperhatikan, baik hukum maupun etika. Sebab, bagaimana mungkin pansel bisa menemukan kandidat calon komisioner maupun Dewan Pengawas yang clear, jika mereka saja memiliki rekam jejak buruk,” ujarnya.
ICW juga berharap anggota Pansel Capim KPK terbebas dari konflik kepentingan. Kurnia mengatakan Jokowi harus teliti dalam melihat latar belakang para anggota pansel untuk mencegah adanya kepentingan yang disusupi di dalam pansel.
“Jangan sampai pansel yang terpilih justru memiliki afiliasi khusus dan memanfaatkan proses seleksi sebagai sarana meloloskan kandidat tertentu,” pungkas Kurnia. [wip]