Miris, Negeri Agraris Kok Doyan Impor?
🔥Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) wajibkan anggotanya impor pangan
🔥25 tahun terakhir Kebutuhan pangan RI banyak dipasok oleh impor
🔥Nasib petani negeri kian memprihatinkan
🔥Kedaulatan pangan RI bahkan terancam oleh Omnibus Law
- Cabai 45.092 ton (2019)
- Jagung 911.194 ton (Januari-September 2020)
- Kedelai 5.716.252 ton (September 2020)
- Singkong 136.889 ton (September 2020)
- Bawang putih 381.775 ton (September 2020)
- Kentang 94.393 ton (September 2020)
- Bawang bombai 123.311 ton (September 2020)
“Kedaulatan pangan sejatinya menempatkan petani sebagai “subyek” pembangunan pertanian dan pangan. Omnibus Law justru mengukuhkan petani sebagai obyek semata, sementara pemilik modal menjadi tuannya”
Said Abdullah, Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP)
“Barang-barang ini harus diselesaikan, urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas lain yang masih impor, tolong ini jadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan.”
Presiden Jokowi