(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan politik akomodasi makin kental dalam dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Hal ini terlihat dari tindakan Jokowi merangkul partai politik yang berseberangan dengan dirinya masuk ke dalam pemerintahan.
“Mirip dengan periode pertama, tapi kesan politik akomodasi semakin kuat di periode kedua,” kata Adi, dikutip Tempo.co. Selasa, (19/10/2021)
Salah satu contohnya, mengajak Partai Amanat Nasional bergabung ke koalisi pemerintah. Serta meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kabinet.
Menurut Adi Prayitno, hal ini dilakukan demi memuluskan agenda pemerintah di parlemen. Dia menduga mantan Gubernur DKI Jakarta itu khawatir kebijakannya di periode kedua bakal banyak ditolak jika oposisi di parlemen cukup kuat. Alhasil, koalisi Jokowi menguasai hampir 82 persen seluruh kursi partai.
“Dengan dalih NKRI, persatuan, politik gotong royong, padahal secara prinsip Jokowi tidak mau di periode ini banyak interupsi dan protes yang dilakukan oposisi yang jumlahnya cukup signifikan,” ucap Adi.