(IslamToday ID) – Pengamat Hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hatma Suryatmojo mengatakan penyebab Banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur pada 4 November lalu selain faktor cuaca juga disebabkan oleh adanya deforestasi atau pengubahan area hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen.
Menurutnya, deforestasi berkontribusi cukup besar dalam setiap bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor
“Hal ini mengindikasikan banjir dan tanah longsor bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Terutama pada perubahan pola penutupan dan pemanfaatan lahan yang mengganggu atau merubah fungsi dari kawasan tersebut,” kata Hatma, Selasa ( 9/11/2021)
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),luas deforestasi Indonesia dalam kurun waktu enam tahun mencapai 2,1 juta hektare.
Rinciannya, 2019-2020 sebesar 115,5 ribu hektare. Tahun sebelumnya mencapai 462,5 ribu hektare.
Sementara pada 2017-2018, tingkat deforestasi mencapai 439,4 ribu hektare. Kemudian 2016-2017 tercatat 480 ribu hektare. Deforestasi tertinggi dalam enam tahun terakhir terjadi 2015-2016, yakni sebesar 629,2 ribu hektare.
” Meski begitu cukup wajar juga bila ada pernyataan laju deforestasi mengalami penurunan, namun kejadian bencana hidrometeorologi masih tinggi,” ujarnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah memberi atensi khusus terhadap perubahan daerah hulu sungai.
Tak hanya itu, pemerintah juga perlu mengedukasi seluruh lapisan masyarakat tentang peran penting DAS sebagai sistem penyangga kehidupan
Menurutnya, kawasan hulu harus menjadi fungsi lindung yang dibantu peran hidrologi dari kawasan bervegetasi.
Sebab daerah aliran sungai kini banyak beralih menjadi kawasan produksi, seperti pemukiman warga, budi daya intensif, dan lain sebagainya yang berdampak pada degradasi fungsi dari kawasan hulu.