(IslamToday ID) – Sejumlah perusahaan pelat merah alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki utang yang menumpuk. Bahkan ada juga perusahaan yang memiliki utang dari tahun 2011.
Berikut data – datanya :
1. PT Garuda Indonesia
Kondisi keuangan Garuda Indonesia saat ini memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 milliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun per September 2021. Sedangkan liabilitas atau kewajiban Garuda Indonesia mencapai 9,8 miliar dollar AS, angka ini pun lebih besar dibandiingkan dengan asetnya yang hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.
Rinciannya, utang kepada lessor 6,35 miliar dollar AS. Kemudian, utang ke bank sekitar 967 juta dollar AS, dan utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dollar AS
2. PT Waskita Karya
Sepanjang 2020, BUMN ini hanya mengantongi pendapatan sebesar Rp 16,19 triliun, turun 48,42 persen dari realisasi pada 2019 yang mencapai Rp 31,39 triliun. Kemudian, jumlah beban pokok juga lebih besar dari pendapatan yang dibukukan yaitu mencapai Rp 18,17 triliun.
Hingga per akhir 2020, Waskita Karya tercatat memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 89,01 triliun. Liabilitas tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yaitu mencapai Rp 48,24 triliun. Sementara itu jumlah ekuitas WSKT tercatat sebesar Rp 16,58 triliun.
3. PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
Jika mengacu pada laporan keuangan tahun 2020 lalu tercatat total utang Grup PTPN mencapai Rp 77,80 triliun, hanya meningkat tipis 0,19% dari tahun sebelumnya di angka Rp 77,65 triliun. Utang ini terbagi dari utang kangka pendek senilai Rp 38,19 triliun dan jangka panjang senilai Rp 39,61 triliun.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan utang terbesar sejatinya terjadi pada tahun 2019, di mana utang PTPN melonjak naik lebih dari Rp 10 triliun, dari semula Rp 66,92 triliun menjadi Rp 77,65 triliun.
4. PT Krakatau Steel (KRAS)
Jumlah utang KRAS sejak 2011-2018 mencapai Rp 31 triliun. KRAS melakukan restrukturisasi pembenahan utang di seluruh lini dan aktivitas usaha. Restrukturisasi utang dimulai pada Januari 2020 membuat beban cicilan dan bunga menjadi lebih .
Dalam hal ini, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, proses pembenahan Krakatau Steel ini membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun untuk melihat hasilnya.
5. PLN
Berdasarkan laporan keuangan hingga akhir 2020 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki utang sebesar Rp 649,2 triliun.
Utang tersebut terdiri dari utang jangka panjang Rp 499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp 149,65 triliun.