(IslamToday ID) – Bisnis Industri farmasi diramalkan akan semakin menjanjikan seiring dengan kemunculan layanan telemedicine akibat adanya perubahan kebiasaan masyarakat semenjak Covid-19 menyerbu dunia.
Hal ini dikatakan CEO KlikDokter Hendra Heryanto Tjong dalam Webinar Peran Digitalisasi Dalam Mengembangkan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi,
“Potensi ekonomi telemedicine ke depan akan berkembang terus. Dari tahun lalu ke tahun ini karena COVID-19, perkembangannya melebihi beberapa ratus persen,” ujarnya, Rabu (17/11).
Dia menuturkan, estimasi pangsa pasar atau market size layanan kesehatan di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar Rp 106 triliun. Paling besar di kategori produk farmasi dengan market size Rp 66 triliun, diikuti oleh produk nutrition sebesar Rp 30 triliun, over the counter (OTC) sebesar Rp 10 triliun, dan medical device sebesar Rp 6 triliun.
“Dari farmasi di Indonesia, total itu ada 20.000 sekarang. Jadi market yang lumayan gede dan harusnya paling gede di ASEAN,” jelas Hendra.
Selain itu, sebanyak 53 persen masyarakat Indonesia datang dari generasi tech savvy dan health enthusiast, yaitu generasi Z sekitar 28 persen, dan generasi Y sebanyak 25 persen dari total penduduk Indonesia sebesar 271 juta jiwa.
Dengan data tersebut, menggambarkan potensi ekonomi telemedicine di industri farmasi sangat menjanjikan. Bahkan jika covid menghilang, potensi industri farmasi akan tetap tumbuh dan stabil.
“Seharusnya dalam 5 tahun ke depan akan tumbuh lebih stabil karena COVID akan berkurang juga dan mungkin menghilang,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menjelaskan, potensi ekonomi di sektor telemedicine ini sangat cerah, namun perkembangannya harus melalui peran beberapa stakeholder.
“Saya rasa (potensi ekonomi) sungguh cerah ceria ya, dan tentu saja kemampuan untuk industri digitalisasi ini pentahelix collaboration, jadi peran multi stakeholders.” pungkasnya