ISLAMTODAY — Tiga Sinyal Rezim Sudah Sampai Dititik Nadir Versi Rizal Ramli
Pertama, rakyat alami kesulitan ekonomi (kenaikan harga hingga kenaikan tarif). Naiknya harga-harga sejumlah kebutuhan masyarakat termasuk sejumlah tarif BBM, listrik membuat rakyat makin sengsara.
“Rakyat lagi susah banget, digebug dengan kelangkaan dan kenaikan harga, digebug dengan kenaikan tarif karena pemerintahannya nggak punya uang dan mengelola anggarannya ugal-ugalan,” ujar Rizal Ramli (RR) seperti dilansir dari podcast Refly Harun edisi Senin (18/7/2022).
Ia menjelaskan bentuk ugal-ugalan pengelolaan anggaran pemerintah. Di tengah minimnya pendapatan pajak, hanya 8% dari yang seharusnya 15% pemerintah jusrtu banyak melakukan pembangunan infrastruktur.
“Untuk menutupi gap penerimaan yang merosot tajam, dan pengeluaran yang jor-joran ini ya harga (tarif) listrik, bbm, gas, BPJS harus dinaikan,” terang RR.
Kedua, besarnya utang negara dan proses pemiskinan struktural. Besarnya utang pemerintah menyebabkan pemerintah harus melakukan utang lagi demi membayar bunga utang.
“Untuk itu (pemerintah) mesti sedot likuiditas di dalam masyarakat, itu yang bikin rakyat susah,”
Situasi krisis keuangan di masyarakat ini disebutnya sebagai upaya pemiskinan masyarakat secara struktural. Hal ini bisa dilihat dengan penjualan aset kalangan menengah atas hingga ‘jebakan’ utang online bagi menengah bawah.
“Ini proses pemiskinan struktural, karena likuiditas yang ada disedot untuk bayar utang yang jor-joran ini,” tutur
Ketiga,pemanfaatan isu-isu Islamophobia demi tutupi bobroknya pemerintahan. Isu ini sengaja dibuat untuk mengaburkan fokus masyarakat terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat dan negara.
“Sengaja terus supaya masyarakat, rakyat dan kalangan intelektual itu nggak fokus kepada masalah-masalah riil, Ada aja setiap minggu, setiap dua minggu isu supaya orang benci sama Islam (itu) digedein,” pungkasnya.