ITD NEWS — Ekonom Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra memberikan kritiknya kepada pemerintah terkait pembangunan di Provinsi Maluku Utara. Perputaran uang yang tinggi mencapai Rp 50 triliun dari hasil nikel dalam tiga tahun terakhir tidak sebanding dengan kondisi rakyatnya yang kekurangan gizi. Gede Sandra mengatakan garis kemiskinan di Maluku Utara sangat tinggi.
Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut ada 70% rakyat Maluku Utara yang tidak mampu mengakses makanan bergizi.
“Angka untuk provinsi Maluku Utara itu, jauh dari angka nasional (Indonesia) sebesar 57 persen. Artinya apa, garis kemiskinan di sana tinggi sekali,” kata Gede Sandra dilansir dari Inilahcom (10/12/2022).
Kekayaan sumber daya alam tidak membuat rakyat sejahtera justru mereka mengalami kurang gizi. Kondisi serupa juga dialami rakyat di Sulawesi Utara (Sultra).
“Maluku Utara kaya nikel buat apa kalau rakyatnya banyak yang kurang gizi. Hal yang sama terjadi pula di Sulawesi Tenggara, kaya nikel tetapi rakyatnya kurang gizi. Di Sultra jumlahnya 64 persen. Agak lebih baik ketimbang Maluku Utara,” tandasnya