ITD NEWS — Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan Rektor Universitas Paramadina Periode 2021-2026, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D dalam Diskusi Publik INDEF, ‘Catatan Awal Ekonomi Tahun 2023′ pada Kamis (5/1) kemarin mengungkapkan tentang tambahan utang yang terjadi pada periode Presiden Jokowi.
Dari utang senilai Rp 2.608,78 T (2014) menjadi Rp 7.554,25 T (2022). Kenaikan utang sejak 2014 hingga 2022 sebesar Rp 4.945,47 triliun itu perlu menjadi perhatian serius. Sebab jika tidak akan memberatkan APBN di tahun-tahun berikutnya. “Saya banyak berteriak soal ini, (karena) tidak terlalu diperhatikan. Nanti implikasinya kepada APBN ke depan habis untuk membayar utang,” ujar Prof. Didik.
Kebijakan politik utang hari ini dikhawatirkan akan merusak demokrasi. Implikasinya semakin berat pada pemilu yang akan datang. “Kesimpulannya, politik yang sekarang itu luar biasa merusak demokrasi dan implikasinya pada pemilu itu akan cukup berat komplikasinya,” jelasnya.